Viral, Hamas Rawat Bayi-bayi yang Diambil dari Israel dengan Lembut
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 08:45 WIB
GAZA - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, merilis video tentang para milisinya yang merawat bayi-bayi sandera dengan penuh kelembutan. Bayi-bayi itu diambil saat mereka meluncurkan serangan ke Israel pekan lalu.
Hamas, yang bermarkas di Jalur Gaza, telah menyandera sekitar 150 orang—sebagian besar warga Israel. Militer Zionis sekarang meluncurkan perang darat di Gaza dalam upaya untuk membebaskan para sandera.
Video yang dirilis Hamas di Telegram dengan cepat menjadi viral. Dalam video terlihat seorang bayi dirawat di kereta dorong, sementara anak kecil lainnya yang dirawat berusia empat hingga enam tahun.
Seorang pria dengan seragam perang kamuflase dan senapan serbu seri AK tersampir di dadanya terlihat menggendong seorang bayi, yang punggungnya bertumpu pada pistol. Dalam video yang sama, terlihat juga sekelompok pria mendorong kereta dorong bayi untuk menenangkan si bayi yang menangis.
Menjelang akhir video, seorang agen Hamas meminta seorang anak kecil mengucapkan "Bismillah" sambil menawarkan secangkir air.
Anak itu mengatakannya, dan mengambil cangkirnya. Anak yang sama terlihat di awal video duduk di meja dan menangis, sementara seorang agen Hamas membalut pergelangan kakinya yang berlumuran darah dengan perban.
Israel dan Amerika Serikat telah berjanji untuk melakukan segala daya mereka untuk membebaskan para sandera, yang diyakini ditahan di tempat persembunyian Hamas di Jalur Gaza, salah satu tempat terpadat di dunia.
Sementara itu, ribuan warga Palestina telah melarikan diri ke Gaza selatan untuk mencari perlindungan hari ini setelah Israel memperingatkan mereka untuk mengungsi sebelum serangan darat terhadap Hamas.
Serangan Hamas, yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa, terhadap Israel pada Sabtu pekan lalu telah menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel. Para pejabat militer Zionis terkejut dengan serangan mendadak itu, membandingkannya dengan serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Hampir 1.800 warga Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil dan termasuk lebih dari 580 anak-anak, tewas dalam gelombang serangan rudal di daerah kantong Palestina tersebut.
Hamas mengatakan 13 dari 150 sandera tewas dalam serangan udara Israel. Sebelumnya disebutkan empat sandera tewas dalam pengeboman.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang mengunjungi Israel kemarin, mengatakan Hamas menggunakan penduduk sebagai "perisai".
Militer Israel mengatakan Angkatan Darat Israel telah memulai serangan “terlokalisasi” ke Gaza dalam 24 jam terakhir untuk membersihkan wilayah tersebut dari "teroris" dan persenjataan dan mencoba menemukan orang-orang yang hilang.
Hamas, yang bermarkas di Jalur Gaza, telah menyandera sekitar 150 orang—sebagian besar warga Israel. Militer Zionis sekarang meluncurkan perang darat di Gaza dalam upaya untuk membebaskan para sandera.
Video yang dirilis Hamas di Telegram dengan cepat menjadi viral. Dalam video terlihat seorang bayi dirawat di kereta dorong, sementara anak kecil lainnya yang dirawat berusia empat hingga enam tahun.
Seorang pria dengan seragam perang kamuflase dan senapan serbu seri AK tersampir di dadanya terlihat menggendong seorang bayi, yang punggungnya bertumpu pada pistol. Dalam video yang sama, terlihat juga sekelompok pria mendorong kereta dorong bayi untuk menenangkan si bayi yang menangis.
Menjelang akhir video, seorang agen Hamas meminta seorang anak kecil mengucapkan "Bismillah" sambil menawarkan secangkir air.
Anak itu mengatakannya, dan mengambil cangkirnya. Anak yang sama terlihat di awal video duduk di meja dan menangis, sementara seorang agen Hamas membalut pergelangan kakinya yang berlumuran darah dengan perban.
Israel dan Amerika Serikat telah berjanji untuk melakukan segala daya mereka untuk membebaskan para sandera, yang diyakini ditahan di tempat persembunyian Hamas di Jalur Gaza, salah satu tempat terpadat di dunia.
Sementara itu, ribuan warga Palestina telah melarikan diri ke Gaza selatan untuk mencari perlindungan hari ini setelah Israel memperingatkan mereka untuk mengungsi sebelum serangan darat terhadap Hamas.
Serangan Hamas, yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa, terhadap Israel pada Sabtu pekan lalu telah menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel. Para pejabat militer Zionis terkejut dengan serangan mendadak itu, membandingkannya dengan serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Hampir 1.800 warga Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil dan termasuk lebih dari 580 anak-anak, tewas dalam gelombang serangan rudal di daerah kantong Palestina tersebut.
Hamas mengatakan 13 dari 150 sandera tewas dalam serangan udara Israel. Sebelumnya disebutkan empat sandera tewas dalam pengeboman.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang mengunjungi Israel kemarin, mengatakan Hamas menggunakan penduduk sebagai "perisai".
Militer Israel mengatakan Angkatan Darat Israel telah memulai serangan “terlokalisasi” ke Gaza dalam 24 jam terakhir untuk membersihkan wilayah tersebut dari "teroris" dan persenjataan dan mencoba menemukan orang-orang yang hilang.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda