Mantan PM Israel Emosi saat Ditanya soal Penderitaan Bayi-bayi Palestina
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett, emosi ketika ditanya jurnalis tentang penderitaan bayi-bayi Palestina di rumah sakit Gaza akibat pemadaman listrik oleh rezim Zionis.
“Bagaimana dengan mereka yang berada di rumah sakit yang menggunakan alat bantu hidup dan bayi yang berada di inkubator yang alat bantu hidup dan inkubatornya harus dimatikan karena Israel telah memutus aliran listrik ke Gaza?” tanya jurnalis Sky News, Kamali Melbourne, dalam wawancara yang disiarkan langsung, Jumat (13/10/2023).
“Apakah Anda serius akan terus bertanya kepada saya tentang warga sipil Palestina? Apa yang salah dengan Anda? Apakah Anda tidak melihat apa yang terjadi? Kami melawan Nazi,” teriak mantan PM Israel tersebut.
Wawancara itu berujung konfrontasi sengit antara Bennett dengan jurnalis televisi tersebut.
“Ini adalah program saya, dan saya mengajukan pertanyaan. Anda meninggikan suara Anda,” kata Kamali memperingatkan Bennett.
“Anda sungguh memalukan,” teriak Bennett, menyela dan menuduh jurnalis tersebut “memutar narasi” demi kepentingan Palestina.
“Ini bukan tentang rasa malu. Kami mencoba untuk melakukan pembicaraan mengenai situasi yang sangat serius dan Anda menolak untuk mengatasinya” jawab Kamali, sementara mantan PM tersebut terus mengomel dengan meninggikan suaranya.
Dalam peningkatan dramatis ketegangan di Timur Tengah, pasukan Israel telah melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza. Itu sebagai respons terhadap serangan mengejutkan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina; Hamas, pekan lalu.
Konflik dimulai ketika Hamas memulai Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel, sebuah serangan mendadak dengan banyak cabang termasuk rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Menurut Hamas, operasi itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Zionos terhadap Masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza.
Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terhuyung-huyung di bawah pengepungan yang melumpuhkan sejak tahun 2007.
Lebih dari 2.700 orang telah terbunuh sejak pecahnya konflik pada hari Sabtu pekan lalu, termasuk lebih dari 1.400 warga Palestina dan 1.300 orang Israel.
“Bagaimana dengan mereka yang berada di rumah sakit yang menggunakan alat bantu hidup dan bayi yang berada di inkubator yang alat bantu hidup dan inkubatornya harus dimatikan karena Israel telah memutus aliran listrik ke Gaza?” tanya jurnalis Sky News, Kamali Melbourne, dalam wawancara yang disiarkan langsung, Jumat (13/10/2023).
“Apakah Anda serius akan terus bertanya kepada saya tentang warga sipil Palestina? Apa yang salah dengan Anda? Apakah Anda tidak melihat apa yang terjadi? Kami melawan Nazi,” teriak mantan PM Israel tersebut.
Wawancara itu berujung konfrontasi sengit antara Bennett dengan jurnalis televisi tersebut.
“Ini adalah program saya, dan saya mengajukan pertanyaan. Anda meninggikan suara Anda,” kata Kamali memperingatkan Bennett.
“Anda sungguh memalukan,” teriak Bennett, menyela dan menuduh jurnalis tersebut “memutar narasi” demi kepentingan Palestina.
“Ini bukan tentang rasa malu. Kami mencoba untuk melakukan pembicaraan mengenai situasi yang sangat serius dan Anda menolak untuk mengatasinya” jawab Kamali, sementara mantan PM tersebut terus mengomel dengan meninggikan suaranya.
Dalam peningkatan dramatis ketegangan di Timur Tengah, pasukan Israel telah melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza. Itu sebagai respons terhadap serangan mengejutkan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina; Hamas, pekan lalu.
Konflik dimulai ketika Hamas memulai Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel, sebuah serangan mendadak dengan banyak cabang termasuk rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Menurut Hamas, operasi itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Zionos terhadap Masjid al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza.
Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terhuyung-huyung di bawah pengepungan yang melumpuhkan sejak tahun 2007.
Lebih dari 2.700 orang telah terbunuh sejak pecahnya konflik pada hari Sabtu pekan lalu, termasuk lebih dari 1.400 warga Palestina dan 1.300 orang Israel.
(mas)