Pakistan Geger, Massa Bakar 2 Gereja setelah Muncul Tuduhan Penistaan Agama
Kamis, 17 Agustus 2023 - 00:16 WIB
Ketegangan pecah setelah robekan halaman-halaman Al-Qur'an—kitab suci umat Islam—ditemukan di dekat koloni Kristen dengan dugaan konten yang menista tertulis di atasnya.
Halaman-halaman Al-Qur'an itu dibawa ke seorang pemimpin agama setempat, yang dilaporkan telah mendesak umat Islam untuk memprotes dan menuntut agar pelakunya ditangkap.
Shahid Mehmood, seorang penduduk Jaranwala yang memiliki toko keliling sekitar 50 meter dari Gereja Bala Keselamatan, mengatakan kepada Al Jazeera; “Saya sampai di toko saya sekitar pukul 10.00 pagi, dan sudah ada ratusan orang berkumpul di luar gereja. Mengingat situasinya, saya memutuskan untuk menutup 10 menit setelah pembukaan."
Mehmood menambahkan bahwa massa juga berkumpul di sekitar koloni Kristen di dekat gereja. "Itu kemudian diserang, dan beberapa gereja kecil dirusak," katanya.
Akmal Bhatti, ketua Aliansi Minoritas Pakistan, mengutuk insiden itu dan mengatakan massa yang marah menggunakan undang-undang penistaan agama untuk membenarkan pembakaran rumah pribadi orang tak bersalah.
Bhatti, seorang pengacara, mengatakan lebih dari 150 keluarga tinggal di koloni Kristen di dekat Gereja Bala Keselamatan, dan ketika situasi memburuk, perempuan dan anak-anak dievakuasi.
“Ketika keadaan tampak tegang, keluarga mulai meninggalkan Jaranwala untuk pergi ke kerabat mereka di desa terdekat, atau kota Faisalabad, yang jaraknya kira-kira 40 km [24
mil],” katanya kepada Al Jazeera.
Penistaan agama menjadi masalah sensitif di Pakistan karena tuduhan belaka dapat menyebabkan kekerasan yang meluas.
Awal bulan ini, seorang guru tewas di Turbat di provinsi selatan Balochistan setelah dituduh melakukan penistaan agama selama kuliah. Pada bulan Februari tahun ini, massa
Halaman-halaman Al-Qur'an itu dibawa ke seorang pemimpin agama setempat, yang dilaporkan telah mendesak umat Islam untuk memprotes dan menuntut agar pelakunya ditangkap.
Shahid Mehmood, seorang penduduk Jaranwala yang memiliki toko keliling sekitar 50 meter dari Gereja Bala Keselamatan, mengatakan kepada Al Jazeera; “Saya sampai di toko saya sekitar pukul 10.00 pagi, dan sudah ada ratusan orang berkumpul di luar gereja. Mengingat situasinya, saya memutuskan untuk menutup 10 menit setelah pembukaan."
Mehmood menambahkan bahwa massa juga berkumpul di sekitar koloni Kristen di dekat gereja. "Itu kemudian diserang, dan beberapa gereja kecil dirusak," katanya.
Akmal Bhatti, ketua Aliansi Minoritas Pakistan, mengutuk insiden itu dan mengatakan massa yang marah menggunakan undang-undang penistaan agama untuk membenarkan pembakaran rumah pribadi orang tak bersalah.
Bhatti, seorang pengacara, mengatakan lebih dari 150 keluarga tinggal di koloni Kristen di dekat Gereja Bala Keselamatan, dan ketika situasi memburuk, perempuan dan anak-anak dievakuasi.
“Ketika keadaan tampak tegang, keluarga mulai meninggalkan Jaranwala untuk pergi ke kerabat mereka di desa terdekat, atau kota Faisalabad, yang jaraknya kira-kira 40 km [24
mil],” katanya kepada Al Jazeera.
Penistaan agama menjadi masalah sensitif di Pakistan karena tuduhan belaka dapat menyebabkan kekerasan yang meluas.
Awal bulan ini, seorang guru tewas di Turbat di provinsi selatan Balochistan setelah dituduh melakukan penistaan agama selama kuliah. Pada bulan Februari tahun ini, massa
Lihat Juga :
tulis komentar anda