Akhir Tragis Salwan Momika: Dulu Tertawa Bakar Al-Quran, Kini Ditembak Mati saat Live TikTok
loading...

Akhir tragis Salwan Momika,dulu tertawa ketika bakar Al-Quran, namun kini ditembak mati saat live TikTok. Foto/TT via The Columbian
A
A
A
STOCKHOLM - Salwan Momika (38) adalah pengungsi Irak di Swedia yang membuat marah dunia Islam karena berkali-kali membakar Al-Quran dengan tertawa dan angkuh pada 2023. Namun, Rabu malam lalu menjadi akhir hidupnya yang tragis, yakni dia ditembak mati saat live TikTok.
Dia dibunuh hanya beberapa jam menjelang sidang pengadilan di Stockholm atas kasus pembakaran Al-Quran. Lantaran sudah dibunuh, pengadilan pada Kamis menolak menyidangkan kasusnya.
Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson menyalahkan “kekuatan asing” dalam pembunuhan Momika.
Polisi telah menangkap lima orang atas pembunuhan tersebut. Namun tidak mengatakan apakah penembak itu termasuk di antara mereka yang ditangkap.
Kristersson mengatakan Dinas Keamanan Swedia telah dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan Momika.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa dinas keamanan terlibat secara mendalam karena jelas ada risiko bahwa ada hubungan dengan kekuatan asing," katanya, seperti dikutip The Guardian, Jumat (31/1/2025).
Wakil PM Swedia Ebba Busch mengutuk pembunuhan itu. "Ini adalah ancaman bagi demokrasi bebas kita. Ini harus dihadapi dengan kekuatan penuh masyarakat kita," tulisnya di X.
Investigasi France24 mengidentifikasi Momika sebagai pengungsi asal dari negara bagian Ninawa, Irak utara, dan dari denominasi Kristen.
Momika tiba di Swedia pada 2018, dan otoritas Swedia mengonfirmasi bahwa dia diberikan izin tinggal selama tiga tahun pada 2021.
France24 memverifikasi sejumlah video yang memperlihatkan Momika dalam pakaian militer, bergaul dengan anggota milisi lain. Laporan itu menyimpulkan dia adalah orang yang sama yang mendirikan partai politik di Irak—Syria Democratic Union Party (Partai Persatuan Demokrat Suriah)—pada 2014, serta milisi terkait.
Milisi Momika sendiri, yang, seperti banyak lainnya pada saat itu, pada awalnya dibentuk untuk melawan kelompok ekstremis ISIS, tampaknya kemudian dikaitkan dengan berbagai kelompok lain di Irak.
Dia dibunuh hanya beberapa jam menjelang sidang pengadilan di Stockholm atas kasus pembakaran Al-Quran. Lantaran sudah dibunuh, pengadilan pada Kamis menolak menyidangkan kasusnya.
Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson menyalahkan “kekuatan asing” dalam pembunuhan Momika.
Polisi telah menangkap lima orang atas pembunuhan tersebut. Namun tidak mengatakan apakah penembak itu termasuk di antara mereka yang ditangkap.
Kristersson mengatakan Dinas Keamanan Swedia telah dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan Momika.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa dinas keamanan terlibat secara mendalam karena jelas ada risiko bahwa ada hubungan dengan kekuatan asing," katanya, seperti dikutip The Guardian, Jumat (31/1/2025).
Wakil PM Swedia Ebba Busch mengutuk pembunuhan itu. "Ini adalah ancaman bagi demokrasi bebas kita. Ini harus dihadapi dengan kekuatan penuh masyarakat kita," tulisnya di X.
Latar Belakang Salwan Momika
Investigasi France24 mengidentifikasi Momika sebagai pengungsi asal dari negara bagian Ninawa, Irak utara, dan dari denominasi Kristen.
Momika tiba di Swedia pada 2018, dan otoritas Swedia mengonfirmasi bahwa dia diberikan izin tinggal selama tiga tahun pada 2021.
France24 memverifikasi sejumlah video yang memperlihatkan Momika dalam pakaian militer, bergaul dengan anggota milisi lain. Laporan itu menyimpulkan dia adalah orang yang sama yang mendirikan partai politik di Irak—Syria Democratic Union Party (Partai Persatuan Demokrat Suriah)—pada 2014, serta milisi terkait.
Milisi Momika sendiri, yang, seperti banyak lainnya pada saat itu, pada awalnya dibentuk untuk melawan kelompok ekstremis ISIS, tampaknya kemudian dikaitkan dengan berbagai kelompok lain di Irak.