PM Armenia: Akan Perang Baru dengan Azerbaijan

Sabtu, 22 Juli 2023 - 05:40 WIB


Pekan lalu, AFP berbicara dengan penduduk setempat di kota utama wilayah pemberontak, Stepanakert, yang melaporkan kekurangan makanan dan masalah kritis dengan akses ke layanan medis.

Keterlibatan diplomatik yang berkembang dari Uni Eropa dan Amerika Serikat di Kaukasus telah membuat jengkel pialang kekuasaan regional tradisional Rusia.

Armenia mengandalkan Rusia untuk dukungan militer dan ekonomi sejak runtuhnya Uni Soviet.

Yerevan menuduh Moskow, yang terjebak dalam perangnya melawan Ukraina, gagal memenuhi peran penjaga perdamaiannya di Karabakh di bawah gencatan senjata yang ditengahi Moskow tahun 2020.

Karena putaran terakhir pembicaraan damai pada 15 Juli di Brussel gagal menghasilkan terobosan, Pashinyan mengatakan bahwa Barat dan Rusia perlu meningkatkan tekanan pada Baku untuk mencabut blokade Nagorno-Karabakh.

“Jika menurut logika sebagian kalangan di Barat, Rusia tidak memenuhi semua harapan kita karena tidak memenuhi kewajibannya, demikian pula Rusia juga memberitahu kita (hal yang sama) tentang Barat,” katanya.

Pashinyan mengatakan kemajuan pembicaraan terhambat oleh "retorika agresif Azerbaijan yang terus berlanjut, ujaran kebencian terhadap orang-orang Armenia", juga menuduh Baku menjalankan "kebijakan pembersihan etnis".

Bentrokan perbatasan yang mematikan berlanjut antara bekas republik Soviet setelah gencatan senjata yang ditengahi Rusia mengakhiri enam minggu pertempuran pada musim gugur 2020 dan sejak itu Azerbaijan merebut sejumlah tanah di dalam Armenia.

Pashinyan mengatakan "integritas teritorial Armenia, kedaulatan, dan hak serta keamanan orang-orang Armenia di Nagorno-Karabakh" adalah "garis merah" Yerevan dalam pembicaraan dengan Baku.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More