Tenaga Medis-Tentara Prioritas Jadi Jamaah Haji
Selasa, 28 Juli 2020 - 06:30 WIB
Di antara pelamar yang diterima adalah Nasser, seorang ekspatriat asal Nigeria yang bermukim di Riyadh. Dia menyebut kesempatan berhaji tahun ini seperti memenangi “tiket emas”. “Perasaan saya tidak dapat digambarkan,” kata Nasser saat di Mekkah.
Diberi Tas Khusus
Sedangkan Kementerian Kesehatan juga bertekad menjamin kesehatan dan keselamatan para jamaah. Mereka menyiapkan satu rumah sakit di Mina, enam ambulans, tiga klinik di akomodasi jamaah, rumah sakit lapangan, dan rumah sakit gerak sebagai klinik di Arafah.
Para tim medis dan teknis juga terus mempersiapkan untuk menjamin keselamatan para jamaah haji saat melaksanakan ibadah. Mereka juga mengintensifkan persiapan untuk menyiapkan kemungkinan perawatan jamaah yang mengalami heat stroke. Para petugas juga menjamin semua masjid dan lokasi yang menjadi tempat ibadah untuk memasang kipas angin serta pendingin ruangan guna menurunkan temperatur dan mengecilkan kesempatan para jamaah terserang heat stroke.
Jamaah haji yang sudah tiba di hotel di Mekkah mendapatkan tas khusus yang disediakan Kementerian Haji dan Umrah. Tas itu berisi masker wajah, baju ihram, sajadah, batu, dan berbagai perlengkapan higienis, serta buku petunjuk ibadah haji.
“Rencana keamanan haji berdasarkan empat pilar, yakni organisasi, keamanan, kemanusiaan, dan perawatan kesehatan,” kata Asisten Komandan Keamanan Haji Masjidilharam Mayor Jenderal Mohammed bin Wasl Al-Ahmadi, dilansir Arab News. (Baca juga: Gokir, Dua Juta Kartu Pra Kerja Hangus Gara-gara Tekan Tombol Enter)
Dia menambahkan, pasukan keamanan haji telah ditempatkan di pintu masuk dan keluar Masjidilharam selama ibadah haji. Sebelumnya Saudi telah melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) sebanyak lebih dari 3 juta warganya guna mendeteksi warga yang terinfeksi Covid-19.
Kementerian Kesehatan Saudi melaporkan telah melaksanakan 57.216 tes PCR dalam 24 jam terakhir dengan total tes mencapai 3.056.956. Sebanyak 1.968 kasus korona baru dilaporkan pada Minggu (26/7) sehingga jumlah total kasus mencapai 266.941. Sebanyak 43.885 kasus berstatus aktif dan 2.120 di antaranya dalam perawatan intensif. Sebanyak 30 pasien korona meninggal dan menjadikan jumlah korban meninggal menjadi 2.733 orang.
Sementara itu, The Saudi King Abdul Aziz Foundation for Research and Archives menyebutkan ibadah haji pernah 40 kali ditiadakan dalam sejarahnya dengan alasan beragam, mulai dari perang sampai wabah penyakit menular. Pada 1814 Kerajaan Arab Saudi dilanda wabah Thaun, yang juga melanda Mekkah dan Madinah sehingga Kakbah harus ditutup sementara.
Lalu, pada 1831 ada wabah dari India, yang dicurigai adalah kolera, dan bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji. Periset mencatat setidaknya 75% jamaah haji meninggal dunia dan pelaksanaannya dihentikan di tengah jalan. Kolera kembali ditemukan di Arab Saudi pada 1846-1892, dan haji pun batal dilaksanakan pada 1850, 1865, dan 1883.
Diberi Tas Khusus
Sedangkan Kementerian Kesehatan juga bertekad menjamin kesehatan dan keselamatan para jamaah. Mereka menyiapkan satu rumah sakit di Mina, enam ambulans, tiga klinik di akomodasi jamaah, rumah sakit lapangan, dan rumah sakit gerak sebagai klinik di Arafah.
Para tim medis dan teknis juga terus mempersiapkan untuk menjamin keselamatan para jamaah haji saat melaksanakan ibadah. Mereka juga mengintensifkan persiapan untuk menyiapkan kemungkinan perawatan jamaah yang mengalami heat stroke. Para petugas juga menjamin semua masjid dan lokasi yang menjadi tempat ibadah untuk memasang kipas angin serta pendingin ruangan guna menurunkan temperatur dan mengecilkan kesempatan para jamaah terserang heat stroke.
Jamaah haji yang sudah tiba di hotel di Mekkah mendapatkan tas khusus yang disediakan Kementerian Haji dan Umrah. Tas itu berisi masker wajah, baju ihram, sajadah, batu, dan berbagai perlengkapan higienis, serta buku petunjuk ibadah haji.
“Rencana keamanan haji berdasarkan empat pilar, yakni organisasi, keamanan, kemanusiaan, dan perawatan kesehatan,” kata Asisten Komandan Keamanan Haji Masjidilharam Mayor Jenderal Mohammed bin Wasl Al-Ahmadi, dilansir Arab News. (Baca juga: Gokir, Dua Juta Kartu Pra Kerja Hangus Gara-gara Tekan Tombol Enter)
Dia menambahkan, pasukan keamanan haji telah ditempatkan di pintu masuk dan keluar Masjidilharam selama ibadah haji. Sebelumnya Saudi telah melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) sebanyak lebih dari 3 juta warganya guna mendeteksi warga yang terinfeksi Covid-19.
Kementerian Kesehatan Saudi melaporkan telah melaksanakan 57.216 tes PCR dalam 24 jam terakhir dengan total tes mencapai 3.056.956. Sebanyak 1.968 kasus korona baru dilaporkan pada Minggu (26/7) sehingga jumlah total kasus mencapai 266.941. Sebanyak 43.885 kasus berstatus aktif dan 2.120 di antaranya dalam perawatan intensif. Sebanyak 30 pasien korona meninggal dan menjadikan jumlah korban meninggal menjadi 2.733 orang.
Sementara itu, The Saudi King Abdul Aziz Foundation for Research and Archives menyebutkan ibadah haji pernah 40 kali ditiadakan dalam sejarahnya dengan alasan beragam, mulai dari perang sampai wabah penyakit menular. Pada 1814 Kerajaan Arab Saudi dilanda wabah Thaun, yang juga melanda Mekkah dan Madinah sehingga Kakbah harus ditutup sementara.
Lalu, pada 1831 ada wabah dari India, yang dicurigai adalah kolera, dan bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji. Periset mencatat setidaknya 75% jamaah haji meninggal dunia dan pelaksanaannya dihentikan di tengah jalan. Kolera kembali ditemukan di Arab Saudi pada 1846-1892, dan haji pun batal dilaksanakan pada 1850, 1865, dan 1883.
tulis komentar anda