4 Alasan Mengapa AS Takut dengan Kekuatan Militer China

Jum'at, 26 Mei 2023 - 11:55 WIB
Angkatan Udara China juga telah tumbuh menjadi yang terbesar di kawasan Asia-Pasifik dan terbesar ketiga di dunia, dengan lebih dari 2.500 pesawat dan sekitar 2.000 pesawat tempur. Mereka memiliki armada jet tempur siluman, termasuk J-20, pesawat perang China yang paling canggih. Itu dikembangkan dan dirancang secara independen untuk bersaing dengan F-22 buatan AS.

Secara global, China juga meningkatkan ekspor senjata ke negara berkembang lainnya dengan tujuan mengembangkan hubungan yang lebih hangat dengan negara sahabat di tengah persaingan regional. Menurut Stockholm International Peace Research Institute, ekspor senjata China sebagian besar dikirim ke Pakistan, Bangladesh, dan Aljazair selama dekade terakhir.

Selama periode waktu yang sama, China juga telah menjadi salah satu pengekspor kendaraan udara tak berawak (UAV) bersenjata terkemuka di dunia, umumnya dikenal sebagai drone, dengan pelanggan termasuk Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. “Anda melihat banyak UAV diekspor ke Teluk karena Kongres AS melarang banyak negara membelinya dari AS karena masalah hak asasi manusia, dan China segera mengisi celah itu,” kata Yin.



3. Latihan Perang Terus Menerus



Foto/Reuters

Yang menjadi permasalahan besar, Tentara China tidak memiliki pengalaman tempur kontemporer. “Saat itu tahun 1979 ketika China terakhir kali terlibat dalam konflik dunia nyata – dan itu terjadi di Vietnam,” jelas Shi Yang, analis militer China berbasis di Beijing. “Tanpa berperang nyata, beberapa orang mungkin berpendapat bahwa [PLA] mungkin tidak dapat memenuhi harapannya," tuturnya.

Sebagai solusi, militer masih menyelenggarakan berbagai latihan yang menyerupai pertempuran nyata. Mereka kerap melakukan simulasi seperti pengepungan Taiwan hingga latihan perang bersama anggota aliansinya.

“Kekuatan militer tentara China dalam konflik modern sebagian besar akan bergantung pada teknologi, yang telah dengan mantap bergerak menuju arah yang benar,” kata Shi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More