4 Alasan Mengapa AS Takut dengan Kekuatan Militer China

Jum'at, 26 Mei 2023 - 11:55 WIB
Itu mendorong AS ikut intervensi. “Suara-suara yang semakin nyaring terdengar tentang potensi konflik China-AS di Laut China Selatan sebagian besar berasal dari fakta bahwa AS sekarang melihat China sejajar karena tentara yang terakhir tumbuh,” kata Yin Dongyu, seorang analis militer China berbasis di Beijing, dilansir Al Jazeera. “Dan itu merupakan indikasi yang cukup baik dari kekuatan militer China yang telah tumbuh.”

Ingin membendung pengaruh China, AS mengirimkan banyak kapal perang untuk berlayar ke Laut China Selatan dan Selat Taiwan. Itu sebagai penegasan tentang hak navigasi di perairan internasional.

AS membentuk AUKUS — aliansi keamanan baru dengan Inggris dan Australia. Itu menjadikan Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir dari Washington. Washington juga telah meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan, yang memodernisasi militernya dan mengembangkan apa yang disebut kemampuan perang asimetris.

2. Prajurit Berlimpah dan Teknologi Militer Canggih.



Foto/Reuters

Dalam Laporan Kekuatan Militer China oleh Pentagon, lebih dari 915.000 tentara tugas aktif di jajarannya. Itu lebih banyak dibandingkan jumlah tentara AS, sekitar 486.000. Mereka juga senjata berteknologi tinggi.

Pada 2019, rudal balistik antarbenua DF-41 bisa menghantam seluruh penjuru dunia. China telah menguji senjata hipersonik. Bahkan, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) menjadi angkatan laut terbesar di dunia karena kapal selamnya memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal bersenjata nuklir.

Untuk mendukung angkatan laut, China juga memiliki apa yang disebut milisi maritim, yang didanai oleh pemerintah dan dikenal sebagai "pria biru kecil", yang aktif di Laut China Selatan.

“Kekuatan militer China telah ditingkatkan secara signifikan dengan sejumlah besar senjata baru yang ditambahkan ke gudang senjata, terutama di Angkatan Lautnya,” kata Yin. “Di situlah tentara negara menunjukkan beberapa pertumbuhan tercepatnya.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More