Iran Tangkap Sejumlah Orang Terkait Serangan Racun
Rabu, 08 Maret 2023 - 02:17 WIB
"Berbagai tes sedang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis dan penyebab keracunan. Sejauh ini, belum ada informasi spesifik mengenai jenis racun yang digunakan," imbuhnya.
Peracunan misterius telah memicu gelombang kemarahan dan tuntutan tindakan dari pihak berwenang.
Mereka juga telah memicu kekhawatiran internasional dan seruan Barat untuk penyelidikan independen, terutama karena kasus pertama dilaporkan segera setelah dimulainya aksi protes nasional atas kematian wanita Kurdi Iran, Mahsa Amini (22), menyusul penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian wanita Iran yang ketat.
Presiden Ebrahim Raisi menugaskan Kementerian Dalam Negeri Iran dan intelijen pekan lalu untuk memberikan pembaruan terus-menerus tentang kasus peracunan, menjulukinya sebagai konspirasi musuh untuk menciptakan ketakutan dan keputusasaan di antara masyarakat.
"Dalam waktu kurang dari lima persen siswa yang dipindahkan ke rumah sakit, ditemukan bahan-bahan yang mengiritasi yang menyebabkan kesehatan mereka buruk," kata Kementerian Dalam Negeri Iran dalam pembaruan terbarunya Senin.
"Untungnya, sejauh ini, tidak ada zat beracun atau berbahaya yang ditemukan di salah satu siswa yang dipindahkan ke pusat kesehatan," sambung pernyataan itu.
Wakil Menteri Kesehatan Iran Saeed Karimi mengatakan gejalanya termasuk iritasi pernapasan, sakit perut, lemah dan lesu.
Iritasi yang dihirup ini belum tentu berupa gas tetapi bisa dalam bentuk bubuk atau pasta atau bahkan cairan, yang bila dituangkan di atas pemanas atau diuapkan oleh panas dapat menyebabkan komplikasi, tambahnya.
Kasus terbaru - dilaporkan oleh kantor berita ISNA - melibatkan 40 siswa, semuanya perempuan, di kota tenggara Zahedan yang bergolak pada hari Selasa.
Peracunan misterius telah memicu gelombang kemarahan dan tuntutan tindakan dari pihak berwenang.
Mereka juga telah memicu kekhawatiran internasional dan seruan Barat untuk penyelidikan independen, terutama karena kasus pertama dilaporkan segera setelah dimulainya aksi protes nasional atas kematian wanita Kurdi Iran, Mahsa Amini (22), menyusul penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian wanita Iran yang ketat.
Presiden Ebrahim Raisi menugaskan Kementerian Dalam Negeri Iran dan intelijen pekan lalu untuk memberikan pembaruan terus-menerus tentang kasus peracunan, menjulukinya sebagai konspirasi musuh untuk menciptakan ketakutan dan keputusasaan di antara masyarakat.
"Dalam waktu kurang dari lima persen siswa yang dipindahkan ke rumah sakit, ditemukan bahan-bahan yang mengiritasi yang menyebabkan kesehatan mereka buruk," kata Kementerian Dalam Negeri Iran dalam pembaruan terbarunya Senin.
"Untungnya, sejauh ini, tidak ada zat beracun atau berbahaya yang ditemukan di salah satu siswa yang dipindahkan ke pusat kesehatan," sambung pernyataan itu.
Wakil Menteri Kesehatan Iran Saeed Karimi mengatakan gejalanya termasuk iritasi pernapasan, sakit perut, lemah dan lesu.
Iritasi yang dihirup ini belum tentu berupa gas tetapi bisa dalam bentuk bubuk atau pasta atau bahkan cairan, yang bila dituangkan di atas pemanas atau diuapkan oleh panas dapat menyebabkan komplikasi, tambahnya.
Kasus terbaru - dilaporkan oleh kantor berita ISNA - melibatkan 40 siswa, semuanya perempuan, di kota tenggara Zahedan yang bergolak pada hari Selasa.
tulis komentar anda