Khamenei: Meracuni Siswi di Iran Adalah Kejahatan Tak Termaafkan
Selasa, 07 Maret 2023 - 00:30 WIB
Kasus pertama dari keracunan berantai ini dilaporkan November lalu, ketika setidaknya 18 siswi dari salah satu sekolah di kota Qom di Iran tengah dipindahkan ke rumah sakit.
Para siswa mengeluhkan gejala seperti mual, sakit kepala, gangguan pernapasan, batuk dan nyeri tubuh. Itu mengikuti insiden serupa di sekolah perempuan lain di kota.
Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang telah menyebar ke kota dan provinsi termasuk Teheran, Ardabil, Isfahan, Khurramshahr, Kermanshah, Azerbaijan, Bandar Abbas, Urmia, Ahwaz, Zanjan, Mashhad dll dengan ratusan siswi dirawat di rumah sakit, menurut laporan media setempat.
Dalam sebagian besar kasus baru-baru ini, setidaknya 30 siswa dari tiga sekolah dipindahkan ke pusat medis di pusat kota Zanjan pada Minggu karena gejala keracunan, kata laporan. Demikian pula puluhan kasus juga dilaporkan masing-masing dari Tabriz, Khorasan, Isfahan dan Bandar Abbas.
Presiden Ebrahim Raeisi pekan lalu memerintahkan penyelidikan atas masalah tersebut dan meminta Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi untuk menemukan penyebab masalah yang memicu protes di beberapa kota.
Para siswa mengeluhkan gejala seperti mual, sakit kepala, gangguan pernapasan, batuk dan nyeri tubuh. Itu mengikuti insiden serupa di sekolah perempuan lain di kota.
Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang telah menyebar ke kota dan provinsi termasuk Teheran, Ardabil, Isfahan, Khurramshahr, Kermanshah, Azerbaijan, Bandar Abbas, Urmia, Ahwaz, Zanjan, Mashhad dll dengan ratusan siswi dirawat di rumah sakit, menurut laporan media setempat.
Dalam sebagian besar kasus baru-baru ini, setidaknya 30 siswa dari tiga sekolah dipindahkan ke pusat medis di pusat kota Zanjan pada Minggu karena gejala keracunan, kata laporan. Demikian pula puluhan kasus juga dilaporkan masing-masing dari Tabriz, Khorasan, Isfahan dan Bandar Abbas.
Presiden Ebrahim Raeisi pekan lalu memerintahkan penyelidikan atas masalah tersebut dan meminta Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi untuk menemukan penyebab masalah yang memicu protes di beberapa kota.
(esn)
tulis komentar anda