Takut Jadi Korban Kekerasan, Ratusan Migran Tinggalkan Tunisia
Minggu, 05 Maret 2023 - 11:32 WIB
Duta Besar Pantai Gading Ibrahim Sy Savane mengatakan sebanyak 1.100 warga Pantai Gading telah mengajukan permohonan untuk dipulangkan dari Tunisia.
Menurut angka resmi, ada sekitar 21.000 migran tidak berdokumen dari bagian lain Afrika di Tunisia, negara berpenduduk sekitar 12 juta jiwa. Komunitas Pantai Gading berjumlah sekitar 7.000 orang.
Kepala asosiasi mahasiswa Pantai Gading, Michael Elie Bio Vamet, mengatakan 30 mahasiswa mendaftar untuk penerbangan repatriasi meskipun memiliki izin tinggal di Tunisia.
"Mereka tidak merasa nyaman," katanya kepada AFP melalui telepon.
"Beberapa dari mereka adalah korban tindakan rasis. Beberapa di akhir studi, tetapi yang lain dihentikan," ungkapnya.
“Hampir setiap hari ada penyerangan, ancaman, bahkan diusir oleh tuan tanah atau diserang secara fisik,” imbuhnya.
Mali juga telah menyewa pesawat untuk memulangkan sekitar 150 orang warganya.
Pemimpin junta Kolonel Assimi Goita telah memberikan instruksi yang sangat tegas untuk membantu warga negara yang dalam kesulitan, kata seorang diplomat Mali di Tunis kepada AFP.
Sejak Saied menyampaikan pidatonya, kelompok-kelompok hak asasi manusia telah melaporkan lonjakan kekerasan main hakim sendiri termasuk penikaman terhadap warga Afrika sub-Sahara.
Menurut angka resmi, ada sekitar 21.000 migran tidak berdokumen dari bagian lain Afrika di Tunisia, negara berpenduduk sekitar 12 juta jiwa. Komunitas Pantai Gading berjumlah sekitar 7.000 orang.
Kepala asosiasi mahasiswa Pantai Gading, Michael Elie Bio Vamet, mengatakan 30 mahasiswa mendaftar untuk penerbangan repatriasi meskipun memiliki izin tinggal di Tunisia.
"Mereka tidak merasa nyaman," katanya kepada AFP melalui telepon.
"Beberapa dari mereka adalah korban tindakan rasis. Beberapa di akhir studi, tetapi yang lain dihentikan," ungkapnya.
“Hampir setiap hari ada penyerangan, ancaman, bahkan diusir oleh tuan tanah atau diserang secara fisik,” imbuhnya.
Mali juga telah menyewa pesawat untuk memulangkan sekitar 150 orang warganya.
Pemimpin junta Kolonel Assimi Goita telah memberikan instruksi yang sangat tegas untuk membantu warga negara yang dalam kesulitan, kata seorang diplomat Mali di Tunis kepada AFP.
Sejak Saied menyampaikan pidatonya, kelompok-kelompok hak asasi manusia telah melaporkan lonjakan kekerasan main hakim sendiri termasuk penikaman terhadap warga Afrika sub-Sahara.
tulis komentar anda