Sindikat perdagangan manusia sekap ratusan pengungsi Rohingya
A
A
A
Sindonews.com – Aparat Thailand menemukan lebih dari 500 pengungsi Rohingya dalam sebuah kamp yang diduga milik sindikat perdagangan manusia.
“Sekitar 530 warga Rohingya, termasuk seorang balita ditemukan pada Minggu (26/1/2014), di sebuah peternakan karet di Thailand selatan, dekat perbatasan dengan Malaysia,” ujar Kolonel Polisi Kan Tammakasem kepada AFP, Senin (27/1/2014).
"Mereka kelaparan dan beberapa dari mereka sakit. Para pengungsi Rohingya ini berniat untuk melakukan perjalanan ke Malaysia,” lanjutnya. Tammakasem juga mengatakan, tiga pria Thailand yang menjaga kamp itu ditangkap karena melindungi imigran ilegal.
“Para pengungsi Rohingya laki-laki telah dibawa ke pusat penahanan dan para wanita dan anak-anak dibawa ke tempat penampungan lokal,” kata Jenderal Chatchawal Suksomjit, Wakil Komisaris Kepolisian Kerajaan Thailand.
Kelompok-kelompok HAM telah mengkritik penahanan ratusan Rohingya di fasilitas penuh sesak dan tidak sehat di Thailand. Sementara Pemerintah Thailand hingga kini tidak berhasil menemukan negara lain yang mau menampung mereka.
Para pengungsi Rohingya ini kabur dari Myanmar akibat gelombang kekerasan yang melanda wilayah mereka. Kaum Rohingya dinyatakan PBB sebagai kaum yang paling teraniaya di dunia, karena tidak diakui oleh Pemerintah Myanmar.
“Sekitar 530 warga Rohingya, termasuk seorang balita ditemukan pada Minggu (26/1/2014), di sebuah peternakan karet di Thailand selatan, dekat perbatasan dengan Malaysia,” ujar Kolonel Polisi Kan Tammakasem kepada AFP, Senin (27/1/2014).
"Mereka kelaparan dan beberapa dari mereka sakit. Para pengungsi Rohingya ini berniat untuk melakukan perjalanan ke Malaysia,” lanjutnya. Tammakasem juga mengatakan, tiga pria Thailand yang menjaga kamp itu ditangkap karena melindungi imigran ilegal.
“Para pengungsi Rohingya laki-laki telah dibawa ke pusat penahanan dan para wanita dan anak-anak dibawa ke tempat penampungan lokal,” kata Jenderal Chatchawal Suksomjit, Wakil Komisaris Kepolisian Kerajaan Thailand.
Kelompok-kelompok HAM telah mengkritik penahanan ratusan Rohingya di fasilitas penuh sesak dan tidak sehat di Thailand. Sementara Pemerintah Thailand hingga kini tidak berhasil menemukan negara lain yang mau menampung mereka.
Para pengungsi Rohingya ini kabur dari Myanmar akibat gelombang kekerasan yang melanda wilayah mereka. Kaum Rohingya dinyatakan PBB sebagai kaum yang paling teraniaya di dunia, karena tidak diakui oleh Pemerintah Myanmar.
(esn)