Dicap antek AS, Malala dibenci warga Pakistan
A
A
A
Sindonews.com – Di saat namanya disanjung masyarakat internasional, karena masuk nominator peraih Nobel Perdamaian 2013, Malala Yousafzai, 16, justru dibenci warga di kampungnya, di Pakistan. Gadis yang pernah ditembak militan Taliban Pakistan di bagian kepalanya itu, justru dituduh antek Amerika Serikat dan agen CIA.
”Malala telah memanjakan nama Pakistan di seluruh dunia,” kata Mohammad Rizwan, seorang pemilik toko di kota kelahiran Malala, di Pakistan. ”Kami tidak perlu Malala untuk datang dan memberitahu kita betapa pentingnya pendidikan,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/10/2013).
Di sebuah jalan di sudut tokonya itulah, Malala setahun silam ditemba militan Taliban, karena terang-terangan mengampanyekan pendidikan untuk anak-anak perempuan Pakistan.
Dia selamat setelah diterbangkan ke Inggris untuk pengobatan. Sejak itu, ia menjadi simbol perlawanan terhadap militan di wilayah kesukuan dekat di perbatasan Afghanistan. Tapi, banyak warga yang sangat konservatif di kampung halamannya di Pakistan, justru curiga dengan kampanye pendidikan yang dikobarkan Malala.
Mereka mempercayai, Malala sebagai bagian dari teori konspirasi dunia. Bahkan, Malala dianggap sebagai antek AS. Di situs media sosial, muncul pesan hinaan yang ditujukan kepada Malala. ”Kami benci Malala Yousafzai, seorang agen CIA,” tulis salah satu pemilik akun Facebook, di halamannya .
“Di sini , orang telah tidak baik padanya. Mereka ingin melupakannya . Mereka pikir dia adalah ratu drama. Tapi apa yang bisa Anda lakukan?,” kata Ahmad Shah, teman masa kecil ayah Malala yang membantu menulis pidato Malala di forum PBB beberapa waktu lalu.
“Di sini, di Lembah Swat, kita telah melihat bahwa ada neraka dari pemerintahan Taliban. Namun, beberapa orang masih mengatakan mereka akan lebih suka dengan Taliban ketimbang Malala. Kadang-kadang orang itu tidak pernah belajar,” lanjut Shah.
”Malala telah memanjakan nama Pakistan di seluruh dunia,” kata Mohammad Rizwan, seorang pemilik toko di kota kelahiran Malala, di Pakistan. ”Kami tidak perlu Malala untuk datang dan memberitahu kita betapa pentingnya pendidikan,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/10/2013).
Di sebuah jalan di sudut tokonya itulah, Malala setahun silam ditemba militan Taliban, karena terang-terangan mengampanyekan pendidikan untuk anak-anak perempuan Pakistan.
Dia selamat setelah diterbangkan ke Inggris untuk pengobatan. Sejak itu, ia menjadi simbol perlawanan terhadap militan di wilayah kesukuan dekat di perbatasan Afghanistan. Tapi, banyak warga yang sangat konservatif di kampung halamannya di Pakistan, justru curiga dengan kampanye pendidikan yang dikobarkan Malala.
Mereka mempercayai, Malala sebagai bagian dari teori konspirasi dunia. Bahkan, Malala dianggap sebagai antek AS. Di situs media sosial, muncul pesan hinaan yang ditujukan kepada Malala. ”Kami benci Malala Yousafzai, seorang agen CIA,” tulis salah satu pemilik akun Facebook, di halamannya .
“Di sini , orang telah tidak baik padanya. Mereka ingin melupakannya . Mereka pikir dia adalah ratu drama. Tapi apa yang bisa Anda lakukan?,” kata Ahmad Shah, teman masa kecil ayah Malala yang membantu menulis pidato Malala di forum PBB beberapa waktu lalu.
“Di sini, di Lembah Swat, kita telah melihat bahwa ada neraka dari pemerintahan Taliban. Namun, beberapa orang masih mengatakan mereka akan lebih suka dengan Taliban ketimbang Malala. Kadang-kadang orang itu tidak pernah belajar,” lanjut Shah.
(mas)