Bersitegang dengan Iran, AS Tarik 3.000 Tentara dari Norwegia
A
A
A
WASHINGTON - Partisipasi Amerika Serikat (AS) dalam latihan perang musim dingin Cold Response di Norwegia terganggu oleh ketegangan di Timur Tengah. AS menarik 3.000 tentaranya dari latihan yang akan dihelat mulai 2 Maret hingga 18 Maret itu.
Juru bicara markas operasional Angkatan Bersenjata Norwegia, Ivar Moen, enggan memberitahukan bagian mana dari tentara AS yang ditarik dari latihan internasional dua tahunan yang telah diadakan sejak 2006 itu. Namun ia mengatakan bahwa keputusan Washington dipengaruhi oleh ketegangan di Timur Tengah.
Sejak Jenderal Iran Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan drone AS, hubungan kedua negara yang telah lama bermusuhan ini kembali mendidih.
Setelah penarikan AS, jumlah peserta dalam latihan musim dingin internasional ini akan dikurangi menjadi sekitar 16.000. Jumlah ini menjadi angka partisipasi rata-rata untuk latihan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut militer Norwegia, penarikan militer Amerika tidak akan mempengaruhi jalannya latihan, yang akan berjalan sesuai rencana.
“Konferensi perencanaan akan diadakan minggu depan. Di sana, kita akan membahas penyesuaian apa yang perlu kita lakukan sebagai akibat Amerika mengurangi partisipasi mereka,” terang Moen seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (16/1/2020).
Ia juga menekankan bahwa jumlah peserta dapat meningkat dan turun.
Latihan perang itu dilakukan di Norwegia utara, mulai dari Narvik hingga Finnmark. Tetapi bagian utama latihan itu akan difokuskan di Troms County, kata Angkatan Bersenjata.
Moen, yang menggambarkan Norwegia sebagai pemimpin dalam tugas musim dingin di dalam NATO, menekankan bahwa penting untuk berbagi dan mengasah keterampilan dengan negara-negara sekutu. Angkatan Bersenjata Norwegia menekankan bahwa keterbukaan tentang latihan itu penting untuk membangun kepercayaan dan mencegah kesalahpahaman.
Latihan ini akan memberikan para prajurit pelatihan penting dalam menguasai operasi di cuaca dingin dan salju. Selain pasukan Norwegia, tentara dari Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Belgia, Denmark, Latvia, Finlandia, dan Swedia akan ambil bagian.
Pada malam 3 Januari, Amerika Serikat melakukan serangan drone di dekat Bandara Internasional Baghdad yang menewaskan Soleimani, seorang jenderal top di Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Teheran mengecam serangan itu sebagai tindakan teror dan membalas beberapa hari kemudian dengan meluncurkan puluhan rudal ke pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak. Serangan itu tidak membunuh satu pun dan menggambarkan serangan itu sebagai "pertahanan diri yang sah".
Awal pekan ini, The Washington Post melaporkan bahwa AS telah mengancam untuk mengenakan tarif 25 persen pada mobil-mobil Eropa dari Jerman, Prancis dan Inggris, jika mereka menolak untuk mengutuk tindakan Teheran dan memicu mekanisme sengketa dalam perjanjian nuklir 2015. (Baca: Trio Eropa Aktifkan Mekanisme Perselisihan, JCPOA Terancam Kolaps )
Juru bicara markas operasional Angkatan Bersenjata Norwegia, Ivar Moen, enggan memberitahukan bagian mana dari tentara AS yang ditarik dari latihan internasional dua tahunan yang telah diadakan sejak 2006 itu. Namun ia mengatakan bahwa keputusan Washington dipengaruhi oleh ketegangan di Timur Tengah.
Sejak Jenderal Iran Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan drone AS, hubungan kedua negara yang telah lama bermusuhan ini kembali mendidih.
Setelah penarikan AS, jumlah peserta dalam latihan musim dingin internasional ini akan dikurangi menjadi sekitar 16.000. Jumlah ini menjadi angka partisipasi rata-rata untuk latihan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut militer Norwegia, penarikan militer Amerika tidak akan mempengaruhi jalannya latihan, yang akan berjalan sesuai rencana.
“Konferensi perencanaan akan diadakan minggu depan. Di sana, kita akan membahas penyesuaian apa yang perlu kita lakukan sebagai akibat Amerika mengurangi partisipasi mereka,” terang Moen seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (16/1/2020).
Ia juga menekankan bahwa jumlah peserta dapat meningkat dan turun.
Latihan perang itu dilakukan di Norwegia utara, mulai dari Narvik hingga Finnmark. Tetapi bagian utama latihan itu akan difokuskan di Troms County, kata Angkatan Bersenjata.
Moen, yang menggambarkan Norwegia sebagai pemimpin dalam tugas musim dingin di dalam NATO, menekankan bahwa penting untuk berbagi dan mengasah keterampilan dengan negara-negara sekutu. Angkatan Bersenjata Norwegia menekankan bahwa keterbukaan tentang latihan itu penting untuk membangun kepercayaan dan mencegah kesalahpahaman.
Latihan ini akan memberikan para prajurit pelatihan penting dalam menguasai operasi di cuaca dingin dan salju. Selain pasukan Norwegia, tentara dari Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Belgia, Denmark, Latvia, Finlandia, dan Swedia akan ambil bagian.
Pada malam 3 Januari, Amerika Serikat melakukan serangan drone di dekat Bandara Internasional Baghdad yang menewaskan Soleimani, seorang jenderal top di Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Teheran mengecam serangan itu sebagai tindakan teror dan membalas beberapa hari kemudian dengan meluncurkan puluhan rudal ke pangkalan militer yang menampung pasukan AS di Irak. Serangan itu tidak membunuh satu pun dan menggambarkan serangan itu sebagai "pertahanan diri yang sah".
Awal pekan ini, The Washington Post melaporkan bahwa AS telah mengancam untuk mengenakan tarif 25 persen pada mobil-mobil Eropa dari Jerman, Prancis dan Inggris, jika mereka menolak untuk mengutuk tindakan Teheran dan memicu mekanisme sengketa dalam perjanjian nuklir 2015. (Baca: Trio Eropa Aktifkan Mekanisme Perselisihan, JCPOA Terancam Kolaps )
(ian)