Dua Kapal Perang AS Dekati Spratly, China Sebut Bikin Masalah
A
A
A
BEIJING - China menuduh Amerika Serikat (AS) berusaha menimbulkan masalah dengan mengirim dua kapal perang bersenjata rudal di dekat Kepulauan Spratly, wilayah sengketa Laut China Selatan yang diklaim Beijing. Beijing kembali mendesak Washington menghentikan tindakan provokatif.
Washington menyatakan misi dua kapal perangnya ke dekat Kepulauan Spratly pada hari Senin (11/2/2019) adalah untuk operasi kebebasan navigasi.
"AS bertekad untuk membangkitkan masalah di Laut China Selatan, menciptakan ketegangan dan merusak perdamaian," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dikutip AFP, Selasa (12/2/2019).
Kedua kapal perusak Amerika yang patroli di dekat Kepulauan Spratly adalah USS Spruance dan USS Preble. Patroli kedua kapal itu terjadi ketika Beijing dan Washington memulai pembicaraan perdagangan di Beijing minggu ini sebagai upaya untuk menghindari perang dagang habis-habisan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Beijing menegaskan hampir semua kawasan Laut China Selatan adalah perairan teritorialnya. Namun, Taiwan, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih.
AS dan sekutu-sekutunya secara berkala mengirim pesawat dan kapal perang di dekat kepulauan Laut China Selatan dan terumbu karang yang diklaim oleh Beijing untuk memberi sinyal hak mereka di bawah hukum internasional untuk melewati perairan. Tindakan itu selalu membuat China marah.
Pada pertengahan Januari, kapal perang AS dan Inggris melakukan latihan militer bersama pertama mereka di Laut China Selatan sejak Beijing mulai membangun pangkalan dan jalur udara di pulau-pulau sengketa.
Pada 7 Januari, kapal perang AS lainnya; USS McCampbell, berlayar dalam jarak 12 mil laut (22 kilometer) dari rantai Kepulauan Paracel—utara Kepulauan Spratly—selama putaran pembicaraan perdagangan sebelumnya antara kedua negara.
Hanya sehari setelah operasi itu, penyiar CCTV China melaporkan bahwa Beijing telah mengirim rudal balistik anti-kapal yang dikenal sebagai DF-26. Misil itu memiliki jangkauan 3.000 hingga 4.000 kilometer. Lokasi pengerahan misil berada di barat laut China.
Washington menyatakan misi dua kapal perangnya ke dekat Kepulauan Spratly pada hari Senin (11/2/2019) adalah untuk operasi kebebasan navigasi.
"AS bertekad untuk membangkitkan masalah di Laut China Selatan, menciptakan ketegangan dan merusak perdamaian," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dikutip AFP, Selasa (12/2/2019).
Kedua kapal perusak Amerika yang patroli di dekat Kepulauan Spratly adalah USS Spruance dan USS Preble. Patroli kedua kapal itu terjadi ketika Beijing dan Washington memulai pembicaraan perdagangan di Beijing minggu ini sebagai upaya untuk menghindari perang dagang habis-habisan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Beijing menegaskan hampir semua kawasan Laut China Selatan adalah perairan teritorialnya. Namun, Taiwan, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih.
AS dan sekutu-sekutunya secara berkala mengirim pesawat dan kapal perang di dekat kepulauan Laut China Selatan dan terumbu karang yang diklaim oleh Beijing untuk memberi sinyal hak mereka di bawah hukum internasional untuk melewati perairan. Tindakan itu selalu membuat China marah.
Pada pertengahan Januari, kapal perang AS dan Inggris melakukan latihan militer bersama pertama mereka di Laut China Selatan sejak Beijing mulai membangun pangkalan dan jalur udara di pulau-pulau sengketa.
Pada 7 Januari, kapal perang AS lainnya; USS McCampbell, berlayar dalam jarak 12 mil laut (22 kilometer) dari rantai Kepulauan Paracel—utara Kepulauan Spratly—selama putaran pembicaraan perdagangan sebelumnya antara kedua negara.
Hanya sehari setelah operasi itu, penyiar CCTV China melaporkan bahwa Beijing telah mengirim rudal balistik anti-kapal yang dikenal sebagai DF-26. Misil itu memiliki jangkauan 3.000 hingga 4.000 kilometer. Lokasi pengerahan misil berada di barat laut China.
(mas)