Venezuela Sebut Atase Pertahanan untuk AS Pengkhianat Negara
A
A
A
CARACAS - Kementerian Pertahanan Venezuela mengatakan bahwa Kolonel Jose Luis Silva, atase militer di Kedutaan Besar Venezuela di Washington, telah melakukan pengkhianatan dengan mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara negara.
"Menyerah kepada kepentingan internasional adalah tindakan pengkhianatan dan pengecut terhadap tanah air yang diwarisi dari pembebas kami Simon Bolivar, jadi kami menolak pernyataan Kolonel Jose Luis Silva, yang pernah menjabat sebagai atase militer untuk AS," kata Kemhan Venezuela, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (27/1).
Seperti diketahui, Silva mengatakan bukannya hanya dirinya yang melakukan pembelotan terhadap pemerintahan Nicolas Maduro. Diungkapkannya, seorang konsuler di Houston dan seorang di kota AS lainnya juga mengakui Guaido, namun ia adalah satu-satunya diplomat di Washington yang diketahui telah mengambil langkah itu.
“Petinggi militer dan cabang eksekutif menyandera angkatan bersenjata. Ada banyak, yang tidak bahagia. Pesan saya kepada angkatan bersenjata adalah, 'Jangan menganiaya orang-orangmu.' Kami diberi senjata untuk mempertahankan kedaulatan bangsa kita. Mereka tidak pernah, tidak pernah melatih kami untuk mengatakan, 'Ini bagi Anda untuk menyerang orang-orang Anda, untuk mempertahankan pemerintahan saat ini berkuasa," kata Silva.
Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Garrett Marquis menyebut pembelotan itu sebagai contoh dari prinsip bahwa peran militer adalah untuk melindungi tatanan konstitusional, bukan untuk menopang para diktator dan menindas rakyatnya sendiri.
"Menyerah kepada kepentingan internasional adalah tindakan pengkhianatan dan pengecut terhadap tanah air yang diwarisi dari pembebas kami Simon Bolivar, jadi kami menolak pernyataan Kolonel Jose Luis Silva, yang pernah menjabat sebagai atase militer untuk AS," kata Kemhan Venezuela, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (27/1).
Seperti diketahui, Silva mengatakan bukannya hanya dirinya yang melakukan pembelotan terhadap pemerintahan Nicolas Maduro. Diungkapkannya, seorang konsuler di Houston dan seorang di kota AS lainnya juga mengakui Guaido, namun ia adalah satu-satunya diplomat di Washington yang diketahui telah mengambil langkah itu.
“Petinggi militer dan cabang eksekutif menyandera angkatan bersenjata. Ada banyak, yang tidak bahagia. Pesan saya kepada angkatan bersenjata adalah, 'Jangan menganiaya orang-orangmu.' Kami diberi senjata untuk mempertahankan kedaulatan bangsa kita. Mereka tidak pernah, tidak pernah melatih kami untuk mengatakan, 'Ini bagi Anda untuk menyerang orang-orang Anda, untuk mempertahankan pemerintahan saat ini berkuasa," kata Silva.
Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Garrett Marquis menyebut pembelotan itu sebagai contoh dari prinsip bahwa peran militer adalah untuk melindungi tatanan konstitusional, bukan untuk menopang para diktator dan menindas rakyatnya sendiri.
(esn)