Pentagon: Suriah Jangan Jadikan Serangan Kimia Dalih Menggempur Idlib

Rabu, 28 November 2018 - 09:38 WIB
Pentagon: Suriah Jangan Jadikan Serangan Kimia Dalih Menggempur Idlib
Pentagon: Suriah Jangan Jadikan Serangan Kimia Dalih Menggempur Idlib
A A A
WASHINGTON - Pentagon memperingatkan Rusia untuk tidak merusak tempat terjadinya serangan senjata kimia di Aleppo yang dikuasai rezim Suriah.

Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh kelompok-kelompok bersenjata melakukan serangan "gas beracun" pada Sabtu lalu. Serangan itu menyebabkan puluah orang mengalami sesak nafas dan memicu serangan udara balasan terhadap kelompok-kelompok teroris oleh Rusia.

Damaskus telah secara resmi meminta Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) guna menyelidiki dugaan serangan senjata kimia itu.

Pentagon mengatakan Assad mungkin mencoba untuk merusak lokasi insiden dan membangun narasi untuk membenarkannya menyerang kubu yang dikuasai pemberontak di Idlib, yang saat ini dilindungi di bawah kesepakatan gencatan senjata 10 minggu di Suriah utara.

"Sangat penting untuk memastikan bahwa rezim Suriah tidak menggunakan dalih palsu untuk melemahkan gencatan senjata ini dan melancarkan serangan di Idlib," kata juru bicara Pentagon, Komandan Sean Robertson dalam sebuah pernyataan.

"Kami memperingatkan Rusia agar tidak merusak lokasi serangan senjata kimia lainnya dan mendesak Rusia untuk mengamankan keamanan inspektur OPCW sehingga tuduhan ini dapat diselidiki secara adil dan transparan," imbuhnya seperti dikutip dari AFP, Rabu (28/11/2018).

Baik rezim Suriah dan Rusia telah menyalahkan "kelompok-kelompok teroris" - sebuah istilah yang digunakan Damaskus terhadap pemberontak dan jihadis - untuk serangan hari Sabtu.

Meskipun rezim Damaskus kerap disalahkan atas serangan senjata kimia paling mematikan dalam perang tujuh tahun di Suriah, media resmi baru-baru ini menuduh para pejuang di Idlib merencanakan serangan kimia.

Pada bulan April, AS, Prancis, dan Inggris meluncurkan serangan rudal bersama terhadap sasaran-sasaran Suriah sebagai tanggapan terhadap serangan senjata kimia di kota Douma yang menyebabkan puluhan orang tewas.

Rezim Suriah memblokir inspektur internasional dari mengakses situs selama beberapa hari setelah dugaan serangan kimia.

"Kami mendesak pemeriksaan segera dari situs yang diduga oleh penyelidik internasional, dengan kebebasan untuk mewawancarai semua yang terlibat dan tanpa hambatan untuk mengumpulkan bukti," kata Robertson.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5426 seconds (0.1#10.140)