Trump: Pembunuhan Khashoggi Rencana Kacau Serba Salah
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yakin pembunuhan terhadap jurnalis pengkritik rezim Arab Saudi, Jamal Khashoggi, adalah sebuah rencana kacau yang serba salah.
Dalam wawancaranya dengan USA Today, pemimpin Amerika itu menyebut membunuh Khashoggi merupakan hal "tolol dan bodoh".
Jurnalis Saudi pengkritik rezim kerajaan itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Dia mendatangi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istri karena dia akan menikahi perempuan Turki.Baca Juga: Tinggalkan Konsulat, Agen Saudi Menyamar sebagai Khashoggi
Trump mengaku telah berbicara di telepon dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Menurutnya, rincian lebih lanjut tentang apa yang terjadi akan diketahui dalam satu atau dua hari.
"Dia mengatakan dia tidak terlibat, raja (Salman) juga tidak," kata Trump mengacu pada pengakuan MBS, yang dilansir Selasa (23/10/2018). Trump menolak untuk menjawab apakah dia percaya dengan bantahan MBS.
Namun, jika para pemimpin Saudi itu terbukti, Trump mengatakan, "Saya akan sangat sedih tentang hal itu. Kita harus melihatnya."Baca Juga: Tangangi Kasus Khashoggi, Bos CIA Dilaporkan Sambangi Turki
Sebelumnya presiden Amerika tersebut mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dia tidak puas dengan penjelasan yang dia dengar dari Saudi.
Trump masih enggan menjatuhkan sanksi terhadap Saudi terkait pembunuhan Khashoggi. Dia berulang kali menyoroti pentingnya Kerajaan Saudi sebagai sekutu AS. Dia bahkan memuji MBS sebagai pemimpin yang kuat dan bersemangat.
Presiden AS mengindikasikan dia akan menentang upaya untuk menghentikan penjualan senjata ke kerajaan sebagai tanggapan atas pembunuhan itu. Ada "banyak potensi penalti" lainnya, katanya kepada surat kabar.
Sementara itu, Direktur Badan Intelijen Pusat atau CIA AS, Gina Haspel, dilaporkan terbang ke Turki untuk menangani kasus pembunuhan Khashoggi. Sumber yang mengetahui misi Haspel itu mengungkapnya kepada Reuters.
Sebelumnya, Presiden Trump mengaku mengirim para pejabat intelijen ke Turki. "Saya memiliki sekelompok besar orang di Turki sekarang dan sekelompok besar orang di Arab Saudi. Kami akan segera tahu apa yang terjadi pada Khashoggi," kata Trump.
CIA menolak berkomentar tentang laporan perjalanan Haspel. Laporan kunjungan bos CIA ini muncul ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersiap untuk mengumumkan temuan awal penyelidikan Ankara pada hari Selasa (23/10/2018).
Dalam wawancaranya dengan USA Today, pemimpin Amerika itu menyebut membunuh Khashoggi merupakan hal "tolol dan bodoh".
Jurnalis Saudi pengkritik rezim kerajaan itu dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Dia mendatangi konsulat untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istri karena dia akan menikahi perempuan Turki.Baca Juga: Tinggalkan Konsulat, Agen Saudi Menyamar sebagai Khashoggi
Trump mengaku telah berbicara di telepon dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Menurutnya, rincian lebih lanjut tentang apa yang terjadi akan diketahui dalam satu atau dua hari.
"Dia mengatakan dia tidak terlibat, raja (Salman) juga tidak," kata Trump mengacu pada pengakuan MBS, yang dilansir Selasa (23/10/2018). Trump menolak untuk menjawab apakah dia percaya dengan bantahan MBS.
Namun, jika para pemimpin Saudi itu terbukti, Trump mengatakan, "Saya akan sangat sedih tentang hal itu. Kita harus melihatnya."Baca Juga: Tangangi Kasus Khashoggi, Bos CIA Dilaporkan Sambangi Turki
Sebelumnya presiden Amerika tersebut mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dia tidak puas dengan penjelasan yang dia dengar dari Saudi.
Trump masih enggan menjatuhkan sanksi terhadap Saudi terkait pembunuhan Khashoggi. Dia berulang kali menyoroti pentingnya Kerajaan Saudi sebagai sekutu AS. Dia bahkan memuji MBS sebagai pemimpin yang kuat dan bersemangat.
Presiden AS mengindikasikan dia akan menentang upaya untuk menghentikan penjualan senjata ke kerajaan sebagai tanggapan atas pembunuhan itu. Ada "banyak potensi penalti" lainnya, katanya kepada surat kabar.
Sementara itu, Direktur Badan Intelijen Pusat atau CIA AS, Gina Haspel, dilaporkan terbang ke Turki untuk menangani kasus pembunuhan Khashoggi. Sumber yang mengetahui misi Haspel itu mengungkapnya kepada Reuters.
Sebelumnya, Presiden Trump mengaku mengirim para pejabat intelijen ke Turki. "Saya memiliki sekelompok besar orang di Turki sekarang dan sekelompok besar orang di Arab Saudi. Kami akan segera tahu apa yang terjadi pada Khashoggi," kata Trump.
CIA menolak berkomentar tentang laporan perjalanan Haspel. Laporan kunjungan bos CIA ini muncul ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersiap untuk mengumumkan temuan awal penyelidikan Ankara pada hari Selasa (23/10/2018).
(mas)