Raja Salman dan MBS Sampaikan Belasungkawa ke Keluarga Khashoggi
A
A
A
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Jamal Khashoggi. Khashoggi, wartawan Arab Saudi pengkritik kerajaan dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul 2 Oktober lalu.
Ucapan belasungkawa Raja Salman dan MBS disampaikan melalui telepon. Mengutip laporan kantor berita negara Saudi, SPA, Senin (22/10/2018), keluarga Jalam Khashoggi mengucapkan terima kasih kepada kedua pemimpin tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Saudi membuat klaim terbaru yang mengaku tidak tahu bagaimana jurnalis itu terbunuh. Klaim yang disampaikan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir itu juga menyatakan bahwa pemerintah tak tahu di mana mayat wartawan tersebut berada.
Klaim Riyadh ini berubah hanya sehari setelah pemerintah kerajaan tersebut mengklaim bahwa wartawan itu tewas dalam perkelahian di dalam konsulat mereka di Istanbul, Turki.
Jubeir juga sekali lagi menekankan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak menyadari soal pembunuhan Khashoggi, yang dia sebut sebagai "kesalahan yang luar biasa".
"Ini adalah operasi yang merupakan operasi nakal," kata Jubeir dalam wawancaranya dengan Fox News.
"Ini adalah operasi di mana individu berakhir melebihi otoritas dan tanggung jawab yang mereka miliki. Mereka membuat kesalahan ketika mereka membunuh Jamal Khashoggi di konsulat dan mereka berusaha menutupi itu," katanya lagi.
Jubeir menambahkan bahwa tidak satu pun dari mereka yang terlibat dalam kematian Khashoggi memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Mohammad bin Salman. "Tidak ada orang yang terkait erat dengannya," ujarnya.
Diplomat top Riyadh ini mencatat bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal. Menurutnya, para pejabat Saudi saat ini tidak mengetahui penyebab pasti kematian Khashoggi atau di mana mayatnya berada.
"Ketika Anda memiliki situasi seperti ini, Anda ingin informasi yang Anda masukkan seakurat mungkin," paparnya.
Dia menegaskan bahwa negaranya sedang bekerja untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi dan di mana tubuh Khashoggi berada. Dia mengatakan penyelidikan Saudi awalnya didorong oleh laporan yang saling bertentangan mengenai apakah jurnalis tersebut sudah meninggalkan konsulat di Istanbul atau belum.
Jubeir mengatakan bahwa Riyadh ingin meminta pertanggungjawaban siapa pun atas kematian Khashoggi.
Klaim terbaru dari Jubeir ini seolah mengoreksi pernyataan pemerintah yang sebelumnya disampaikan pihak kejaksaan Saudi. Kalim dari kejaksaan sebelumnya mengatakan Khashoggi tewas setelah berkelahi dengan orang-orang yang ditemuinya di konsulat. Dalam penyelidikan awal, menurut kejaksaan, sebanyak 18 orang ditangkap.
Jurnalis kritis itu terakhir terlihat ketika dia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikah lagi dengan tunangannya asal Turki.
Sumber Turki dan laporan New York Times yang mendengar rekaman audio menyatakan, jurnalis itu dibunuh dan dimutilasi tim algojo Saudi dalam waktu 7 hingga 15 menit.
Menurut laporan New York Times, Dr Salah al-Tubaigy, seorang ahli autopsi yang belajar di Glasgow pada tahun 2004, merupakan salah satu tersangka dalam tim algojo yang dituduh menyiksa dan membunuh Khashoggi.
Ucapan belasungkawa Raja Salman dan MBS disampaikan melalui telepon. Mengutip laporan kantor berita negara Saudi, SPA, Senin (22/10/2018), keluarga Jalam Khashoggi mengucapkan terima kasih kepada kedua pemimpin tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Saudi membuat klaim terbaru yang mengaku tidak tahu bagaimana jurnalis itu terbunuh. Klaim yang disampaikan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir itu juga menyatakan bahwa pemerintah tak tahu di mana mayat wartawan tersebut berada.
Klaim Riyadh ini berubah hanya sehari setelah pemerintah kerajaan tersebut mengklaim bahwa wartawan itu tewas dalam perkelahian di dalam konsulat mereka di Istanbul, Turki.
Jubeir juga sekali lagi menekankan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman tidak menyadari soal pembunuhan Khashoggi, yang dia sebut sebagai "kesalahan yang luar biasa".
"Ini adalah operasi yang merupakan operasi nakal," kata Jubeir dalam wawancaranya dengan Fox News.
"Ini adalah operasi di mana individu berakhir melebihi otoritas dan tanggung jawab yang mereka miliki. Mereka membuat kesalahan ketika mereka membunuh Jamal Khashoggi di konsulat dan mereka berusaha menutupi itu," katanya lagi.
Jubeir menambahkan bahwa tidak satu pun dari mereka yang terlibat dalam kematian Khashoggi memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota Mohammad bin Salman. "Tidak ada orang yang terkait erat dengannya," ujarnya.
Diplomat top Riyadh ini mencatat bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal. Menurutnya, para pejabat Saudi saat ini tidak mengetahui penyebab pasti kematian Khashoggi atau di mana mayatnya berada.
"Ketika Anda memiliki situasi seperti ini, Anda ingin informasi yang Anda masukkan seakurat mungkin," paparnya.
Dia menegaskan bahwa negaranya sedang bekerja untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi dan di mana tubuh Khashoggi berada. Dia mengatakan penyelidikan Saudi awalnya didorong oleh laporan yang saling bertentangan mengenai apakah jurnalis tersebut sudah meninggalkan konsulat di Istanbul atau belum.
Jubeir mengatakan bahwa Riyadh ingin meminta pertanggungjawaban siapa pun atas kematian Khashoggi.
Klaim terbaru dari Jubeir ini seolah mengoreksi pernyataan pemerintah yang sebelumnya disampaikan pihak kejaksaan Saudi. Kalim dari kejaksaan sebelumnya mengatakan Khashoggi tewas setelah berkelahi dengan orang-orang yang ditemuinya di konsulat. Dalam penyelidikan awal, menurut kejaksaan, sebanyak 18 orang ditangkap.
Jurnalis kritis itu terakhir terlihat ketika dia memasuki Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober untuk mendapatkan dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikah lagi dengan tunangannya asal Turki.
Sumber Turki dan laporan New York Times yang mendengar rekaman audio menyatakan, jurnalis itu dibunuh dan dimutilasi tim algojo Saudi dalam waktu 7 hingga 15 menit.
Menurut laporan New York Times, Dr Salah al-Tubaigy, seorang ahli autopsi yang belajar di Glasgow pada tahun 2004, merupakan salah satu tersangka dalam tim algojo yang dituduh menyiksa dan membunuh Khashoggi.
(mas)