Co-Pilot Merokok Penyebab Air China Terjun Bebas 25 Ribu Kaki Dipecat
A
A
A
BEIJING - Maskapai Air China memecat co-pilot yang menyebabkan pesawat terjun bebas 25.000 kaki dalam 10 menit dipecat. Regulator penerbangan negara tersebut menyatakan co-pilot telah mengisap rokok elektrik di kokpit dan membuat kesalahan yang memaksa pesawat mendarat darurat.
"Setelah penyelidikan untuk memverifikasi insiden tersebut, keputusannya adalah menangguhkan awak terkait untuk terbang dan mengakhiri kontrak sesuai dengan hukum. Anggota kru yang bertanggung jawab atas insiden itu telah ditangani dengan serius," kata pihak maskapai pada Jumat malam yang dilansir South China Morning Post, Sabtu (14/7/2018).
Awalnya, pilot yang diduga merokok. Namun, penyelidikan menyatakan co-pilot yang mengisap rokok elektrik sehingga membuat pesawat nyaris mengalami bencana.Baca Juga: Pilot Diduga Merokok, Pesawat Air China Terjun Bebas 25 Ribu Kaki
Pernyataan maskapai yang dirilis di Weibo juga merekomendasikan Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) untuk mencabut lisensi co-pilot setelah maskapai merampungkan penyelidikan internal.
CAAC sebelumnya mengatakan telah meluncurkan penyelidikan penuh atas insiden yang melibatkan pesawat dengan nomor penerbangan CA106 tersebut. Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Hong Kong pada Selasa malam untuk menuju Dalian. Pesawat membawa 153 penumpang dan sembilan kru.
Setengah jam setelah lepas landas, masker oksigen berjatuhan dari langit-langit kabin. Pesawat juga terjun bebas dari ketinggian 35.000 kaki menjadi 10.000 kaki dalam waktu sepuluh menit saat penerbangan antara Shantou dan Xiamen.
Pesawat Boeing 737 kemudian naik lagi pada ketinggian 26.000 kaki dan tiba dengan selamat di tempat tujuan. Tidak ada korban yang dilaporkan, dan pesawat tidak rusak.
CAAC, yang menyita data penerbangan dan perekam suara kokpit telah memeriksa kru pesawat. Penyelidikan awal CAAC menemukan bahwa co-pilot, tanpa memberi tahu pilot, mencoba mematikan kipas sirkulasi untuk mencegah asap rokok elektrik yang dia isap mencapai ruangan kabin.
"(Tapi co-pilot) keliru mematikan unit pendingin udara yang ada di sebelahnya, mengakibatkan oksigen tidak cukup di kabin dan memicu peringatan ketinggian," kata Qiao Yibin, pejabat CAAC, dalam konferensi pers.
Website Air China menyatakan merokok dilarang keras di semua penerbangannya. Larangan itu juga berlaku untuk rokok elektrik.
Menanggapi pernyataan maskapai Air China, Will Horton, seorang analis CAPA Center for Aviation yang berbasis di Hong Kong, mengatakan di Twitter bahwa langkah maskapai merupakan "pertunjukan besar".
"Memecat mereka yang terlibat dan menyarankan pencabutan lisensi telah meredam (kecemasan) publik, tetapi tidak mengatasi masalah mendasar," tulis dia.
Pakar penerbangan itu juga mempertanyakan keputusan pilot untuk melanjutkan perjalanan meskipun telah menggunakan pasokan oksigen darurat setelah pesawat terjun bebas 25.000 kaki selama sepuluh menit.
David Newbery, Presiden Asosiasi Pilot Airline Hong Kong dan pilot Cathay Pacific Airways, mengatakan,"Jika masker oksigen telah dijatuhkan, akan sangat bodoh untuk (terus terbang), karena tidak akan ada oksigen yang tersisa jika terjadi depresisiasi selanjutnya."
Geoffrey Thomas, kepala redaksi situs AirlineRatings, yang menghasilkan peringkat keamanan udara tahunan, mengatakan, "China dan maskapai China sekarang dinilai di antara yang paling aman di dunia, dengan catatan keamanan yang sangat baik dalam beberapa kali. Semoga maskapai dan kru akan belajar dari kejadian ini."
"Setelah penyelidikan untuk memverifikasi insiden tersebut, keputusannya adalah menangguhkan awak terkait untuk terbang dan mengakhiri kontrak sesuai dengan hukum. Anggota kru yang bertanggung jawab atas insiden itu telah ditangani dengan serius," kata pihak maskapai pada Jumat malam yang dilansir South China Morning Post, Sabtu (14/7/2018).
Awalnya, pilot yang diduga merokok. Namun, penyelidikan menyatakan co-pilot yang mengisap rokok elektrik sehingga membuat pesawat nyaris mengalami bencana.Baca Juga: Pilot Diduga Merokok, Pesawat Air China Terjun Bebas 25 Ribu Kaki
Pernyataan maskapai yang dirilis di Weibo juga merekomendasikan Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) untuk mencabut lisensi co-pilot setelah maskapai merampungkan penyelidikan internal.
CAAC sebelumnya mengatakan telah meluncurkan penyelidikan penuh atas insiden yang melibatkan pesawat dengan nomor penerbangan CA106 tersebut. Pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Hong Kong pada Selasa malam untuk menuju Dalian. Pesawat membawa 153 penumpang dan sembilan kru.
Setengah jam setelah lepas landas, masker oksigen berjatuhan dari langit-langit kabin. Pesawat juga terjun bebas dari ketinggian 35.000 kaki menjadi 10.000 kaki dalam waktu sepuluh menit saat penerbangan antara Shantou dan Xiamen.
Pesawat Boeing 737 kemudian naik lagi pada ketinggian 26.000 kaki dan tiba dengan selamat di tempat tujuan. Tidak ada korban yang dilaporkan, dan pesawat tidak rusak.
CAAC, yang menyita data penerbangan dan perekam suara kokpit telah memeriksa kru pesawat. Penyelidikan awal CAAC menemukan bahwa co-pilot, tanpa memberi tahu pilot, mencoba mematikan kipas sirkulasi untuk mencegah asap rokok elektrik yang dia isap mencapai ruangan kabin.
"(Tapi co-pilot) keliru mematikan unit pendingin udara yang ada di sebelahnya, mengakibatkan oksigen tidak cukup di kabin dan memicu peringatan ketinggian," kata Qiao Yibin, pejabat CAAC, dalam konferensi pers.
Website Air China menyatakan merokok dilarang keras di semua penerbangannya. Larangan itu juga berlaku untuk rokok elektrik.
Menanggapi pernyataan maskapai Air China, Will Horton, seorang analis CAPA Center for Aviation yang berbasis di Hong Kong, mengatakan di Twitter bahwa langkah maskapai merupakan "pertunjukan besar".
"Memecat mereka yang terlibat dan menyarankan pencabutan lisensi telah meredam (kecemasan) publik, tetapi tidak mengatasi masalah mendasar," tulis dia.
Pakar penerbangan itu juga mempertanyakan keputusan pilot untuk melanjutkan perjalanan meskipun telah menggunakan pasokan oksigen darurat setelah pesawat terjun bebas 25.000 kaki selama sepuluh menit.
David Newbery, Presiden Asosiasi Pilot Airline Hong Kong dan pilot Cathay Pacific Airways, mengatakan,"Jika masker oksigen telah dijatuhkan, akan sangat bodoh untuk (terus terbang), karena tidak akan ada oksigen yang tersisa jika terjadi depresisiasi selanjutnya."
Geoffrey Thomas, kepala redaksi situs AirlineRatings, yang menghasilkan peringkat keamanan udara tahunan, mengatakan, "China dan maskapai China sekarang dinilai di antara yang paling aman di dunia, dengan catatan keamanan yang sangat baik dalam beberapa kali. Semoga maskapai dan kru akan belajar dari kejadian ini."
(mas)