Pilot Diduga Merokok, Pesawat China Terjun Bebas 25 Ribu Kaki

Kamis, 12 Juli 2018 - 03:39 WIB
Pilot Diduga Merokok,...
Pilot Diduga Merokok, Pesawat China Terjun Bebas 25 Ribu Kaki
A A A
HONG KONG - Seorang pilot maskapai Air China diselidiki karena diduga merokok di kokpit yang menyebabkan pesawat terjun bebas hingga 25.000 kaki. Insiden mengerikan itu terjadi saat pesawat terbang dari Hong Kong ke Dalian, Selasa lalu.

Mengutip laporan South China Morning Post, semalam (11/7/2018), pesawat Boeing 737 terjun bebas 25.000 kaki dalam 10 menit. Masker oksigen pun berjatuhan dari langit-langit kabin.

Pesawat itu turun dari ketinggian 35.000 kaki menjadi hanya 10.000 kaki di atas tanah. Beruntung situasi penerbangan berhasil dipulihkan pada ketinggian yang lebih aman.

Menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24, pesawat China itu tiba-tiba menurunkan ketinggian terbang sekitar pukul 19.40 malam waktu setempat, sekitar setengah jam setelah pesawat lepas landas dari Bandara Internasional Hong Kong.

Dalam sebuah pengumuman, para pilot mengatakan kepada penumpang bahwa pesawat itu akan mengalami pendaratan darurat karena kehilangan tekanan kabin.

Pesawat itu akhirnya mendarat di Bandara Internasional Dalian Zhoushuizi di Provinsi Liaoning, China. Pesawat akhirnya terbang lagi dengan ketinggian aman meski di bawah 30.000 kaki selama sisa penerbangan 3,5 jam.

Pilot saat ini sedang diselidiki oleh Administrasi Penerbangan Sipil China. Belum jelas mengapa pilot itu diduga merokok di pesawat.

"Jika penyelidikan mengungkapkan bahwa awak telah melanggar peraturan, perusahaan akan serius menangani orang yang bertanggung jawab dengan toleransi nol," tulis maskapai Air China di Weibo.

Menurut seorang pilot profesional yang berbicara dalam kondisi anonim, setiap depressurisasi di kabin akan mengharuskan pesawat menurunkan ketinggian sekitar 10.000 kaki.

"Itulah yang dianggap aman, atmosfer bernapas untuk penumpang, dan kemudian kapten harus membuat keputusan," katanya.

"Saya akan mengatakan di hampir setiap kasus, Anda ingin mendarat secepat mungkin. Tapi itu tergantung pada apa yang terjadi di pesawat dan apa yang diceritakan dalam daftar pilot. Dalam banyak kasus, Anda akan mengumumkan keadaan darurat dalam perjalanan turun dan kemudian Anda akan mendarat di bandara yang paling cocok," ujarnya.

Salah satu alasan utama mengapa merokok dilarang di sebagian besar penerbangan adalah karena karbon monoksida yang dilepaskan dari rokok mengurangi jumlah oksigen yang ada. Kondisi itu meningkatkan kemungkinan hipoksia, suatu kondisi di mana tubuh kekurangan pasokan oksigen yang cukup pada tingkat jaringan.

Dalam kabin pesawat bertekanan, insiden hipoksia rendah. Namun, di luar pesawat, udara di ketinggian biasanya berembus cukup tipis sehingga hipoksia menjadi bahaya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1304 seconds (0.1#10.140)