Usai AS dan Jerman, Giliran Belanda Janji Kirim Sistem Rudal Patriot ke Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte berjanji akan mengirim sistem rudal Patriot ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia . Janji serupa sebelumnya telah disampaikan Amerika Serikat (AS) dan Jerman.
PM Rutte mengatakan Belanda memiliki niat untuk mengikuti AS dan Jerman dalam mengirimkan sistem pertahanan rudal ke Kiev. Rutte menyampaikan hal itu dalam sambutan bersama dengan Presiden AS Joe Biden di Washington.
“Saya pikir penting bagi kita untuk bergabung dan saya juga mendiskusikannya pagi ini dengan [Kanselir] Olaf Scholz dari Jerman,” kata Rutte, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (18/1/2023).
AS dan Jerman dalam beberapa minggu terakhir masing-masing berjanji untuk mengirim sistem pertahanan Patriot, senjata sangat berharga karena tidak hanya dapat menembak jatuh rudal musuh tetapi juga memiliki sensor berteknologi tinggi yang membantu mengidentifikasi apa yang ada di udara.
Kremlin, sebagai respons, mengatakan akan menargetkan sistem pertahanan udara Patriot yang telah dijanjikan AS.
Mitra-mitra Ukraina berada di bawah tekanan untuk memberikan lebih banyak sistem pertahanan udara setelah rudal Rusia menghantam blok apartemen di timur kota Dnipro pada hari Sabtu, menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk enam anak.
Rusia telah menargetkan infrastruktur penting sejak pertengahan September, menyebabkan jutaan warga tanpa listrik, air, dan pemanas di tengah suhu yang sangat dingin.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan pihaknya tidak dapat menembak jatuh rudal Rusia yang menghantam blok apartemen Dnipro karena tidak memiliki peralatan yang diperlukan. Menurut mereka, sistem rudal Patriot pasti bisa melakukannya.
Masih diperlukan waktu beberapa bulan sebelum sistem rudal Patriot benar-benar dikerahkan di Ukraina, terutama mengingat kebutuhan untuk melatih pasukan Kiev untuk mengoperasikannya.
AS akan memulai pelatihan sistem rudal untuk tentara Ukraina di Fort Sill, Oklahoma minggu ini.
Pejabat tinggi pertahanan dari AS, Inggris, Jerman dan sekutu lainnya akan bertemu di Ramstein, Jerman pada hari Jumat untuk membahas pengiriman senjata ke Ukraina.
Jerman diperkirakan akan mengumumkan keputusan apakah akan mengirim tank tempur canggih ke Ukraina menjelang pertemuan tersebut.
Militer Belanda mulai mengoperasikan sistem Patriot, yang merupakan singkatan dari “phased array tracking radar to intercept on target", pada tahun 1987.
Sistem peluru kendali darat-ke-udara ini dapat menetralkan pesawat sayap tetap, helikopter, serta rudal balistik dan rudal jelajah hingga ketinggian 20 kilometer (12,4 mil) dan jangkauan 60 kilometer.
Personel pertahanan udara Belanda bekerja sama dengan mitra Jerman mereka dalam mengoperasikan sistem Patriot. Di Eropa, hanya Jerman, Spanyol, dan Belanda yang mengoperasikan sistem Patriot.
Sistem rudal Patriot Belanda sebelumnya dikerahkan selama Perang Teluk dan di Turki selatan untuk melindungi negara NATO tersebut dari rudal balistik Suriah.
Tahun lalu, Belanda dan Jerman bersama-sama mengerahkan sistem rudal Patriot ke Slovakia atas permintaan NATO untuk melindungi sayap timur aliansi militer itu dari rudal yang masuk.
PM Rutte mengatakan Belanda memiliki niat untuk mengikuti AS dan Jerman dalam mengirimkan sistem pertahanan rudal ke Kiev. Rutte menyampaikan hal itu dalam sambutan bersama dengan Presiden AS Joe Biden di Washington.
“Saya pikir penting bagi kita untuk bergabung dan saya juga mendiskusikannya pagi ini dengan [Kanselir] Olaf Scholz dari Jerman,” kata Rutte, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (18/1/2023).
AS dan Jerman dalam beberapa minggu terakhir masing-masing berjanji untuk mengirim sistem pertahanan Patriot, senjata sangat berharga karena tidak hanya dapat menembak jatuh rudal musuh tetapi juga memiliki sensor berteknologi tinggi yang membantu mengidentifikasi apa yang ada di udara.
Kremlin, sebagai respons, mengatakan akan menargetkan sistem pertahanan udara Patriot yang telah dijanjikan AS.
Mitra-mitra Ukraina berada di bawah tekanan untuk memberikan lebih banyak sistem pertahanan udara setelah rudal Rusia menghantam blok apartemen di timur kota Dnipro pada hari Sabtu, menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk enam anak.
Rusia telah menargetkan infrastruktur penting sejak pertengahan September, menyebabkan jutaan warga tanpa listrik, air, dan pemanas di tengah suhu yang sangat dingin.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan pihaknya tidak dapat menembak jatuh rudal Rusia yang menghantam blok apartemen Dnipro karena tidak memiliki peralatan yang diperlukan. Menurut mereka, sistem rudal Patriot pasti bisa melakukannya.
Masih diperlukan waktu beberapa bulan sebelum sistem rudal Patriot benar-benar dikerahkan di Ukraina, terutama mengingat kebutuhan untuk melatih pasukan Kiev untuk mengoperasikannya.
AS akan memulai pelatihan sistem rudal untuk tentara Ukraina di Fort Sill, Oklahoma minggu ini.
Pejabat tinggi pertahanan dari AS, Inggris, Jerman dan sekutu lainnya akan bertemu di Ramstein, Jerman pada hari Jumat untuk membahas pengiriman senjata ke Ukraina.
Jerman diperkirakan akan mengumumkan keputusan apakah akan mengirim tank tempur canggih ke Ukraina menjelang pertemuan tersebut.
Militer Belanda mulai mengoperasikan sistem Patriot, yang merupakan singkatan dari “phased array tracking radar to intercept on target", pada tahun 1987.
Sistem peluru kendali darat-ke-udara ini dapat menetralkan pesawat sayap tetap, helikopter, serta rudal balistik dan rudal jelajah hingga ketinggian 20 kilometer (12,4 mil) dan jangkauan 60 kilometer.
Personel pertahanan udara Belanda bekerja sama dengan mitra Jerman mereka dalam mengoperasikan sistem Patriot. Di Eropa, hanya Jerman, Spanyol, dan Belanda yang mengoperasikan sistem Patriot.
Sistem rudal Patriot Belanda sebelumnya dikerahkan selama Perang Teluk dan di Turki selatan untuk melindungi negara NATO tersebut dari rudal balistik Suriah.
Tahun lalu, Belanda dan Jerman bersama-sama mengerahkan sistem rudal Patriot ke Slovakia atas permintaan NATO untuk melindungi sayap timur aliansi militer itu dari rudal yang masuk.
(min)