Ribut Ben-Gvir ke Temple Mount Yerusalem, Mengapa Situs Ini Penting bagi Yahudi, Kristen, dan Islam?
loading...
A
A
A
"Pemerintah Israel di mana saya menjadi anggotanya tidak akan menyerah kepada organisasi pembunuh yang keji. Temple Mount terbuka untuk semua dan jika Hamas berpikir bahwa jika [kelompok] itu mengancam saya, itu akan menghalangi saya, mereka sebaiknya memahami bahwa waktu telah berubah. Ada pemerintahan di Yerusalem," bunyi tweet Ben-Gvir.
Israel telah menyatakan seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tak terpisahkan. Namun, warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur, tempat Temple Mount berada, sebagai ibu kota negara merdeka bersama dengan wilayah Tepi Barat yang disengketakan.
Temple Mount menjadi situs suci paling penting bagi orang Yahudi karena dua kuil kuno terletak di kompleks tersebut meski telah dihancurkan di masa silam. Orang-orang Babilonia menghancurkan Kuil Pertama pada tahun 586 SM, dan orang Romawi menghancurkan Kuil Kedua pada tahun 70. Bagian dari Kuil Kedua—Tembok Barat—masih berdiri.
Menurut tradisi Yahudi, Temple Mount yang berusia 3.000 tahun adalah lokasi di mana Tuhan mengumpulkan debu untuk menciptakan Nabi Adam—manusia pertama.
Temple Mount juga suci bagi orang Yahudi karena merupakan lokasi di mana Abraham [Nabi Ibrahim] hampir mengorbankan putranya, Ishak, untuk menegaskan imannya.
Raja Yahudi Solomon [Nabi Sulaiman] membangun Kuil Pertama orang Yahudi di lokasi tersebut.
Umat Islam juga menyebut Temple Mount sebagai Haram al-Sharif [Tempat Suci yang Mulia], tempat Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock berada. Nabi Agung Muhammad SAW melakukan mikraj [naik ke langit ketujuh] juga dari Masjid Al-Aqsa.
Bagi orang Kristen, situs tersebut sangat penting karena di sanalah Yesus berada saat masih kecil, di mana dia menghadiri festival, dan dia juga dikatakan pernah mengajar di sana. Selain itu, diyakini bahwa Yesus menubuatkan kehancuran Bait Suci saat berada di sana.
Dr Petra Heltd, pendeta dan cendekiawan Kristen terkemuka, mengatakan kepada Fox News Digital: "Pentingnya Temple Mount tidak dapat dilebih-lebihkan di dunia Kristen. Kita dapat kembali ke Perjanjian Baru di mana Yesus berdoa dan mendapatkan Brit Milah [sunat]-nya dan kemudian Barmitzvah miliknya."
Israel telah menyatakan seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tak terpisahkan. Namun, warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur, tempat Temple Mount berada, sebagai ibu kota negara merdeka bersama dengan wilayah Tepi Barat yang disengketakan.
Temple Mount menjadi situs suci paling penting bagi orang Yahudi karena dua kuil kuno terletak di kompleks tersebut meski telah dihancurkan di masa silam. Orang-orang Babilonia menghancurkan Kuil Pertama pada tahun 586 SM, dan orang Romawi menghancurkan Kuil Kedua pada tahun 70. Bagian dari Kuil Kedua—Tembok Barat—masih berdiri.
Menurut tradisi Yahudi, Temple Mount yang berusia 3.000 tahun adalah lokasi di mana Tuhan mengumpulkan debu untuk menciptakan Nabi Adam—manusia pertama.
Temple Mount juga suci bagi orang Yahudi karena merupakan lokasi di mana Abraham [Nabi Ibrahim] hampir mengorbankan putranya, Ishak, untuk menegaskan imannya.
Raja Yahudi Solomon [Nabi Sulaiman] membangun Kuil Pertama orang Yahudi di lokasi tersebut.
Umat Islam juga menyebut Temple Mount sebagai Haram al-Sharif [Tempat Suci yang Mulia], tempat Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock berada. Nabi Agung Muhammad SAW melakukan mikraj [naik ke langit ketujuh] juga dari Masjid Al-Aqsa.
Bagi orang Kristen, situs tersebut sangat penting karena di sanalah Yesus berada saat masih kecil, di mana dia menghadiri festival, dan dia juga dikatakan pernah mengajar di sana. Selain itu, diyakini bahwa Yesus menubuatkan kehancuran Bait Suci saat berada di sana.
Dr Petra Heltd, pendeta dan cendekiawan Kristen terkemuka, mengatakan kepada Fox News Digital: "Pentingnya Temple Mount tidak dapat dilebih-lebihkan di dunia Kristen. Kita dapat kembali ke Perjanjian Baru di mana Yesus berdoa dan mendapatkan Brit Milah [sunat]-nya dan kemudian Barmitzvah miliknya."