Pasukan Ukraina Tembakkan 93.500 Proyektil, 4.405 Warga Sipil Donetsk Tewas
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pusat Gabungan untuk Kontrol dan Koordinasi (JCCC) menyatakan sebanyak 4.405 warga sipil tewas di wilayah Republik Rakyat Donetsk (DPR) sejak pertengahan Februari 2022.
JCCC adalah kelompok pemantau yang melacak serangan di dua wilayah Donbass, serta kejahatan perang yang dilakukan oleh Ukraina.
Laporan itu diungkapkan JCCC pada Selasa (3/1/2023). “Selama periode waktu yang sama, sebanyak 132 anak menjadi korban konflik yang sedang berlangsung,” papar pernyataan JCCC.
“Hanya 636 warga sipil, termasuk 26 anak-anak, tewas di wilayah yang dikuasai DPR sebelum dimulainya kampanye militer Rusia di Ukraina,” ungkap laporan itu.
JCCC menambahkan, lebih dari 3.700 warga sipil dan lebih dari 100 anak tewas di wilayah yang direbut Pasukan Rusia dan milisi Donbass selama konflik.
“Hampir 4.000 warga sipil menderita luka-luka selama konflik,” papar JCCC dalam posting Telegram.
Setidaknya 87 orang, termasuk empat anak, terluka setelah tersandung ranjau darat anti-personil “Lepestok” (Petal), menurut laporan itu.
Ranjau darat itu biasanya disebar di sekitar area melalui operasi penyebaran ranjau jarak jauh.
“Pasukan Ukraina meluncurkan lebih dari 93.500 proyektil ke wilayah DPR selama konflik,” ungkap JCCC.
Menurut JCCC, serangan dan serangan tersebut mengakibatkan kehancuran lebih dari 9.400 bangunan tempat tinggal, 2.285 fasilitas infrastruktur sipil, termasuk 123 rumah sakit dan klinik, serta 61 infrastruktur penting.
Akhir pekan lalu, JCCC juga menerbitkan data serupa di wilayah tetangga Republik Rakyat Luhansk (LPR).
“Pada tahun 2022, 169 warga sipil, termasuk 21 anak-anak, tewas di sana,” papar pernyataan yang diterbitkan pada 1 Januari. Konflik itu juga menyebabkan 455 warga sipil di wilayah itu terluka.
“Pasukan Ukraina menggunakan total 11.000 amunisi dalam serangan mereka di wilayah LPR, termasuk 609 rudal HIMARS buatan AS,” ungkap JCCC.
Baik DPR dan LPR bergabung dengan Rusia musim gugur lalu, bersama dengan dua bekas wilayah Ukraina lainnya, Kherson dan Zaporozhye, karena langkah tersebut didukung secara besar-besaran dalam referendum regional.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang ditengahi Jerman dan Prancis.
Perjanjian itu dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata 2014 untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
JCCC adalah kelompok pemantau yang melacak serangan di dua wilayah Donbass, serta kejahatan perang yang dilakukan oleh Ukraina.
Laporan itu diungkapkan JCCC pada Selasa (3/1/2023). “Selama periode waktu yang sama, sebanyak 132 anak menjadi korban konflik yang sedang berlangsung,” papar pernyataan JCCC.
“Hanya 636 warga sipil, termasuk 26 anak-anak, tewas di wilayah yang dikuasai DPR sebelum dimulainya kampanye militer Rusia di Ukraina,” ungkap laporan itu.
JCCC menambahkan, lebih dari 3.700 warga sipil dan lebih dari 100 anak tewas di wilayah yang direbut Pasukan Rusia dan milisi Donbass selama konflik.
“Hampir 4.000 warga sipil menderita luka-luka selama konflik,” papar JCCC dalam posting Telegram.
Setidaknya 87 orang, termasuk empat anak, terluka setelah tersandung ranjau darat anti-personil “Lepestok” (Petal), menurut laporan itu.
Ranjau darat itu biasanya disebar di sekitar area melalui operasi penyebaran ranjau jarak jauh.
“Pasukan Ukraina meluncurkan lebih dari 93.500 proyektil ke wilayah DPR selama konflik,” ungkap JCCC.
Menurut JCCC, serangan dan serangan tersebut mengakibatkan kehancuran lebih dari 9.400 bangunan tempat tinggal, 2.285 fasilitas infrastruktur sipil, termasuk 123 rumah sakit dan klinik, serta 61 infrastruktur penting.
Akhir pekan lalu, JCCC juga menerbitkan data serupa di wilayah tetangga Republik Rakyat Luhansk (LPR).
“Pada tahun 2022, 169 warga sipil, termasuk 21 anak-anak, tewas di sana,” papar pernyataan yang diterbitkan pada 1 Januari. Konflik itu juga menyebabkan 455 warga sipil di wilayah itu terluka.
“Pasukan Ukraina menggunakan total 11.000 amunisi dalam serangan mereka di wilayah LPR, termasuk 609 rudal HIMARS buatan AS,” ungkap JCCC.
Baik DPR dan LPR bergabung dengan Rusia musim gugur lalu, bersama dengan dua bekas wilayah Ukraina lainnya, Kherson dan Zaporozhye, karena langkah tersebut didukung secara besar-besaran dalam referendum regional.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang ditengahi Jerman dan Prancis.
Perjanjian itu dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata 2014 untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
(sya)