Sebut China Tantangan Strategis, Jepang Bangun Kekuatan Militer
loading...
A
A
A
MHI juga akan membangun jet tempur Jepang berikutnya bersama BAE Systems PLC dan Leonardo SPA dalam proyek bersama antara Jepang, Inggris, dan Italia yang diumumkan minggu lalu.
Tokyo mengalokasikan USD5,6 miliar (Rp87,4 triliun) untuk itu dalam program pertahanan lima tahun.
Perusahaan asing juga akan diuntungkan. Jepang mengatakan menginginkan rudal jelajah Tomahawk AS buatan Raytheon Technologies yang diluncurkan dari kapal untuk menjadi bagian dari kekuatan pencegah barunya.
Item lain dalam daftar belanja militer Jepang selama lima tahun ke depan termasuk rudal pencegat untuk pertahanan rudal balistik, drone serang dan pengintai, peralatan komunikasi satelit, pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35, helikopter, kapal selam, kapal perang, dan jet angkut berat.
Untuk membayar peralatan itu, blok penguasa Kishida sebelumnya pada hari Jumat mengatakan akan menaikkan pajak pendapatan tembakau, perusahaan, dan rekonstruksi bencana. Namun, dengan penentangan terhadap kenaikan pajak di dalam partai Liberal Demokrat yang berkuasa masih kuat, pemimpin Jepang itu belum mengatakan kapan dia akan menerapkan tarif yang lebih tinggi itu.
Tokyo mengalokasikan USD5,6 miliar (Rp87,4 triliun) untuk itu dalam program pertahanan lima tahun.
Perusahaan asing juga akan diuntungkan. Jepang mengatakan menginginkan rudal jelajah Tomahawk AS buatan Raytheon Technologies yang diluncurkan dari kapal untuk menjadi bagian dari kekuatan pencegah barunya.
Item lain dalam daftar belanja militer Jepang selama lima tahun ke depan termasuk rudal pencegat untuk pertahanan rudal balistik, drone serang dan pengintai, peralatan komunikasi satelit, pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35, helikopter, kapal selam, kapal perang, dan jet angkut berat.
Untuk membayar peralatan itu, blok penguasa Kishida sebelumnya pada hari Jumat mengatakan akan menaikkan pajak pendapatan tembakau, perusahaan, dan rekonstruksi bencana. Namun, dengan penentangan terhadap kenaikan pajak di dalam partai Liberal Demokrat yang berkuasa masih kuat, pemimpin Jepang itu belum mengatakan kapan dia akan menerapkan tarif yang lebih tinggi itu.
(ian)