Filipina Bakal Akuisisi Sistem Rudal Typhon AS, China Marah
loading...
A
A
A
MANILA - Militer Filipina mengatakan pihaknya berencana untuk mengakuisisi sistem rudal Typhon Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari upaya untuk mengamankan kepentingan maritimnya. China merespons marah dan memperingatkan bahwa langkah itu akan memicu perlombaan senjata regional.
Angkatan Darat AS telah mengerahkan sistem rudal jarak menengah Typhon ke Filipina utara awal tahun ini untuk latihan tempur gabungan tahunan dengan sekutu lamanya tersebut. Washington kemudian memutuskan untuk meninggalkan sistem misil itu di sana meskipun ada kritik dari Beijing bahwa senjata tersebut mengganggu stabilitas Asia.
Kepala Angkatan Darat Filipina Letnan Jenderal Roy Galido mengatakan dalam konferensi pers pada hari Senin bahwa sistem rudal Typhon akan diakuisisi. “Karena kami melihat kelayakan dan fungsinya dalam konsep implementasi pertahanan kepulauan kami,” katanya.
"Saya dengan senang hati melaporkan kepada rekan senegara kita bahwa tentara Anda sedang mengembangkan kemampuan ini untuk kepentingan melindungi kedaulatan kita," katanya, seraya menambahkan bahwa total biaya akuisisi akan bergantung pada "ekonomi”.
Kehadiran sistem rudal AS itu telah membuat marah Beijing, yang Angkatan Laut dan pasukan Coast Guard-nya telah terlibat dalam konfrontasi yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir dengan Filipina atas sengketa terumbu karang dan perairan di Laut China Selatan.
Beijing mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.
Manila dan Washington, sekutu perjanjian lama, telah memperdalam kerja sama pertahanan mereka sejak Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menjabat pada tahun 2022 dan mulai menolak klaim Beijing atas Laut China Selatan.
AS tidak memiliki klaim di Laut China Selatan tetapi telah memperingatkan bahwa mereka berkewajiban untuk membela Filipina jika pasukannya diserang di sana, dan telah menyatakan bahwa kebebasan navigasi merupakan salah satu kepentingan nasional utamanya.
Pada hari Senin, Cina dengan cepat mengecam keras keputusan Filipina untuk memperoleh sistem rudal Typhon AS sebagai langkah yang provokatif dan berbahaya dan memperingatkan bahwa hal itu berisiko memicu perlombaan senjata.
Angkatan Darat AS telah mengerahkan sistem rudal jarak menengah Typhon ke Filipina utara awal tahun ini untuk latihan tempur gabungan tahunan dengan sekutu lamanya tersebut. Washington kemudian memutuskan untuk meninggalkan sistem misil itu di sana meskipun ada kritik dari Beijing bahwa senjata tersebut mengganggu stabilitas Asia.
Kepala Angkatan Darat Filipina Letnan Jenderal Roy Galido mengatakan dalam konferensi pers pada hari Senin bahwa sistem rudal Typhon akan diakuisisi. “Karena kami melihat kelayakan dan fungsinya dalam konsep implementasi pertahanan kepulauan kami,” katanya.
Baca Juga
"Saya dengan senang hati melaporkan kepada rekan senegara kita bahwa tentara Anda sedang mengembangkan kemampuan ini untuk kepentingan melindungi kedaulatan kita," katanya, seraya menambahkan bahwa total biaya akuisisi akan bergantung pada "ekonomi”.
Kehadiran sistem rudal AS itu telah membuat marah Beijing, yang Angkatan Laut dan pasukan Coast Guard-nya telah terlibat dalam konfrontasi yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir dengan Filipina atas sengketa terumbu karang dan perairan di Laut China Selatan.
Beijing mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya tidak memiliki dasar hukum.
Manila dan Washington, sekutu perjanjian lama, telah memperdalam kerja sama pertahanan mereka sejak Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menjabat pada tahun 2022 dan mulai menolak klaim Beijing atas Laut China Selatan.
AS tidak memiliki klaim di Laut China Selatan tetapi telah memperingatkan bahwa mereka berkewajiban untuk membela Filipina jika pasukannya diserang di sana, dan telah menyatakan bahwa kebebasan navigasi merupakan salah satu kepentingan nasional utamanya.
Pada hari Senin, Cina dengan cepat mengecam keras keputusan Filipina untuk memperoleh sistem rudal Typhon AS sebagai langkah yang provokatif dan berbahaya dan memperingatkan bahwa hal itu berisiko memicu perlombaan senjata.