Media Rusia Ledek Sistem Rudal Patriot AS Hendak Dikirim ke Ukraina: Pernah Kebobolan di Saudi

Kamis, 15 Desember 2022 - 15:12 WIB
loading...
A A A


Jangkauan operasional misilnya bervariasi dari 90 km untuk PAC-1, 160 km untuk PAC-2, hingga antara 30 dan 60 km untuk PAC-3/PAC-3MSE.

Rudal dari sistem ini memiliki ketinggian maksimum lebih dari 24 km, dan beroperasi pada kecepatan antara Mach 2,8 hingga Mach 4—cukup untuk mencegat hampir semua proyektil yang masuk (secara teori).

Tetapi pengiriman sistem senjata semacam itu ke Ukraina, terutama jika hanya satu baterai, mungkin memiliki nilai yang dipertanyakan bagi Kiev. Sputnik kemudian merinci rentetan insiden kebobolan dari sistem rudal Patriot. Berikut rinciannya.

1. Kebobolan di Arab Saudi

Terlepas dari penyebarannya yang luas (Angkatan Darat AS sendiri memiliki lebih dari 1.100 peluncur dalam persediaannya) dan biayanya (USD1 juta hingga USD6 juta per rudal, dan USD1 miliar untuk baterai PAC-2 yang terdiri dari delapan peluncur) sejarah operasional Patriot belum benar-benar membuktikannya sebagai pembelian yang luar biasa.

Selama Perang Teluk pada Februari 1991, sebuah misil pencegat yang ditembakkan sistem Patriot gagal melacak dan mencegat rudal Scud Irak yang menargetkan pangkalan Amerika di Arab Saudi. Saat itu, rudal Scud menghantam barak dan membunuh 28 prajurit Garda Nasional Pennsylvania dan melukai 100 lainnya.

Raytheon dan Pentagon menolak kegagalan tersebut dengan menyalahkan kerusakan pada perangkat lunak, dan tetap mengklasifikasikan sistem itu sebagai senjata "ajaib" yang telah terbukti keefektifannya.

Namun, laporan Oktober 1992 kepada Komite Alokasi Pemerintah Dewan Perwakilan Rakyat mengungkapkan bahwa dengan menggunakan metodologi Angkatan Darat sendiri, Patriot terbukti hanya mencapai 9 persen dari hulu ledak Scud yang terlibat.

"Dengan kecepatan Scud, batasan dari sistem rudal Patriot, dan kebingungan serta kesulitan penargetan yang disebabkan oleh pecahnya rudal Scud saat memasuki kembali atmosfer berkontribusi pada tingkat kegagalan yang tinggi," bunyi laporan tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1844 seconds (0.1#10.140)