Kremlin Tolak Mentah-mentah Tuntutan Zelensky

Rabu, 14 Desember 2022 - 05:40 WIB
loading...
Kremlin Tolak Mentah-mentah Tuntutan Zelensky
Kremlin menolah mentah-mentah tuntutan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/The Times of Israel
A A A
MOSKOW - "Tiga langkah" yang didesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada pendukung asing negara itu untuk membantu Kiev akan mengakibatkan permusuhan lanjutan di negaranya. Hal itu diungkapkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

“Itu adalah tiga langkah menuju aksi militer yang berkelanjutan,” kata Peskov seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (14/12/2022).

Zelensky menguraikan langkah-langkah tersebut kepada anggota negara G7 dalam pidato virtual. Langkah-langkah tersebut termasuk mengirimkan senjata yang lebih canggih ke Ukraina, seperti tank dan rudal jarak jauh, menyediakan tambahan 2 miliar meter kubik gas untuk melewati musim dingin, dan menggunakan diplomasi untuk membantu Kiev mencapai tujuannya dalam konflik dengan Rusia.



Bagian terakhir mengacu pada 'formula perdamaian' sepuluh langkah yang dijelaskan Zelensky dalam pidato virtual di KTT para pemimpin G20 di Indonesia bulan lalu. Ini mengharuskan Rusia memenuhi sejumlah tuntutan Ukraina, termasuk melepaskan semua tanah yang dianggap Kiev berada di bawah kedaulatannya sendiri.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada saat itu mengatakan bahwa pidato Zelensky di G20 penuh dengan retorika militan, Russophobia dan agresif serta hanya menegaskan bahwa Kiev tidak berniat melanjutkan pembicaraan damai.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang berjanji untuk mendukung Ukraina "selama diperlukan" untuk mengalahkan Rusia di medan perang, menyambut keterbukaan Zelensky untuk perdamaian yang adil berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang diabadikan dalam Piagam PBB, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih.



Sebelumnya, Peskov mengatakan bahwa Kiev harus mematuhi "realitas baru" dan mempertimbangkan bahwa Rusia memasukkan beberapa wilayah setelah referendum. Empat bekas wilayah Ukraina memilih untuk bergabung dengan Rusia musim gugur ini, dan Crimea melakukan hal yang sama pada 2014 setelah kudeta di Kiev.

Moskow telah memperingatkan dalam banyak kesempatan bahwa mengirimkan senjata Barat ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik tetapi tidak akan mengubah hasilnya.

Kedua negara belum terlibat dalam pembicaraan damai baru-baru ini dan tidak ada akhir yang terlihat untuk perang, yang memasuki bulan ke-10 dan telah membunuh dan melukai puluhan ribu orang dan meninggalkan lusinan kota dan kota Ukraina dalam reruntuhan.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)