Roket Ukraina Gempur Donetsk, Anak-anak Terluka
loading...
A
A
A
DONETSK - Sebanyak lima warga sipil, termasuk dua anak, terluka pada Minggu (11/12/2022) ketika kota Donetsk diserang roket dan artileri besar-besaran oleh pasukan Ukraina.
Kabar itu diungkapkan pihak berwenang setempat. “Proyektil menghantam puluhan bangunan sipil, sebagian besar blok apartemen di Donetsk dan beberapa pemukiman di dekatnya,” ungkap pernyataan Pusat Gabungan untuk Kontrol dan Koordinasi (JCCC).
Seorang gadis berusia tiga tahun dan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan itu.
JCCC yang memantau apa yang digambarkan sebagai kejahatan perang Ukraina, mengatakan hal itu dalam serangkaian posting Telegram.
Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kondisi mereka. “Setidaknya tiga warga sipil lainnya menderita luka-luka selama penembakan,” ungkap pernyataan JCCC.
Serangan menghantam taman kanak-kanak umum, fasilitas taman kanak-kanak, dan rumah sakit anak-anak di Donetsk, menurut JCCC.
“Pasukan Kiev menembakkan lebih dari 170 proyektil ke kota dan daerah sekitarnya,” ungkap JCCC.
JCCC menambahkan, beberapa peluncur roket BM-21 Grad Soviet dan sistem artileri 155mm digunakan dalam serangan itu.
Foto yang diterbitkan JCCC menunjukkan bangunan yang rusak akibat serangan itu. “Pasukan Ukraina telah menyerang lingkungan perumahan Donetsk dalam penembakan yang ditargetkan selama dua jam pada hari Minggu,” ungkap pernyataan dari organisasi tersebut.
Tercatat beberapa proyektil menghantam apartemen secara langsung, membuat sejumlah orang terluka.
Donetsk menjadi sasaran serangan artileri berat dan rudal oleh pasukan Ukraina hampir setiap hari sejak Rusia meluncurkan operasi militernya pada akhir Februari.
Sebelumnya, kota ini mengalami pertempuran intensitas rendah dan sesekali penembakan dari tentara Ukraina sejak 2014, ketika Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk menolak pemerintah di Kiev setelah kudeta Maidan.
Awal pekan ini, serangan roket dan artileri lain oleh pasukan Kiev menewaskan enam orang di kota itu.
Musim gugur ini, dua republik Donbass, bersama dengan Wilayah Kherson dan Zaporozhye, secara resmi bergabung dengan Rusia setelah memberikan suara yang sangat mendukung langkah tersebut dalam referendum.
Kabar itu diungkapkan pihak berwenang setempat. “Proyektil menghantam puluhan bangunan sipil, sebagian besar blok apartemen di Donetsk dan beberapa pemukiman di dekatnya,” ungkap pernyataan Pusat Gabungan untuk Kontrol dan Koordinasi (JCCC).
Seorang gadis berusia tiga tahun dan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun termasuk di antara mereka yang terluka dalam serangan itu.
JCCC yang memantau apa yang digambarkan sebagai kejahatan perang Ukraina, mengatakan hal itu dalam serangkaian posting Telegram.
Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kondisi mereka. “Setidaknya tiga warga sipil lainnya menderita luka-luka selama penembakan,” ungkap pernyataan JCCC.
Serangan menghantam taman kanak-kanak umum, fasilitas taman kanak-kanak, dan rumah sakit anak-anak di Donetsk, menurut JCCC.
“Pasukan Kiev menembakkan lebih dari 170 proyektil ke kota dan daerah sekitarnya,” ungkap JCCC.
JCCC menambahkan, beberapa peluncur roket BM-21 Grad Soviet dan sistem artileri 155mm digunakan dalam serangan itu.
Foto yang diterbitkan JCCC menunjukkan bangunan yang rusak akibat serangan itu. “Pasukan Ukraina telah menyerang lingkungan perumahan Donetsk dalam penembakan yang ditargetkan selama dua jam pada hari Minggu,” ungkap pernyataan dari organisasi tersebut.
Tercatat beberapa proyektil menghantam apartemen secara langsung, membuat sejumlah orang terluka.
Donetsk menjadi sasaran serangan artileri berat dan rudal oleh pasukan Ukraina hampir setiap hari sejak Rusia meluncurkan operasi militernya pada akhir Februari.
Sebelumnya, kota ini mengalami pertempuran intensitas rendah dan sesekali penembakan dari tentara Ukraina sejak 2014, ketika Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk menolak pemerintah di Kiev setelah kudeta Maidan.
Awal pekan ini, serangan roket dan artileri lain oleh pasukan Kiev menewaskan enam orang di kota itu.
Musim gugur ini, dua republik Donbass, bersama dengan Wilayah Kherson dan Zaporozhye, secara resmi bergabung dengan Rusia setelah memberikan suara yang sangat mendukung langkah tersebut dalam referendum.
(sya)