AS: Rusia Perluas dan Modernisasi Persenjataan Nuklirnya

Sabtu, 10 Desember 2022 - 07:43 WIB
loading...
AS: Rusia Perluas dan...
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sebut Rusia memperluas dan memodernisasi persenjataan nuklirnya. Foto/REUTERS/Kevin Lamarque
A A A
WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan Rusia memperluas dan memodernisasi persenjataan nuklirnya.

Pernyataan kepala Pentahon itu disampaikan pada hari Jumat pada saat Presiden Rusia Vladimir Putin menghadapi kemunduran dari kinerja pasukan Moskow di Ukraina.

Putin telah berulang kali mengatakan bahwa dia bisa menggunakan senjata nuklir jika eksistensi negaranya terancam.

Komentar Austin sejalan dengan dokumen kebijakan Pentagon baru-baru ini tentang senjata nuklir.



Menurut para pakar, Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia dengan hampir 6.000 hulu ledak.

Jika digabungkan, Rusia dan AS memiliki sekitar 90% hulu ledak nuklir dunia—cukup untuk menghancurkan planet ini berkali-kali lipat.

"Rusia juga memodernisasi dan memperluas persenjataan nuklirnya," kata Austin pada upacara untuk calon komandan Komando Strategis AS, yang mengawasi persenjataan nuklir Amerika Serikat.

"Dan ketika Kremlin melanjutkan perang pilihannya yang kejam dan tidak beralasan melawan Ukraina, seluruh dunia telah melihat Putin terlibat dalam perang senjata nuklir yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Austin, seperti dikutip Reuters, Sabtu (10/12/2022).

Rusia sebelumnya mengatakan akan memberikan perhatian khusus untuk membangun infrastruktur untuk kekuatan nuklirnya pada tahun 2023.



Sebelumnya pada hari Jumat, Putin bersumpah pada konferensi pers bahwa negara mana pun yang berani menyerang Rusia dengan senjata nuklir akan terhapus dari muka Bumi.

Putin mengatakan Rusia tidak memiliki mandat untuk meluncurkan serangan nuklir pencegahan pertama, tetapi senjata hipersonik canggih Rusia akan memastikan Rusia dapat merespons dengan paksa jika diserang.

Putin pada 21 September memperingatkan Barat bahwa dia tidak menggertak ketika dia mengatakan akan siap menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia.

Pada 30 September, dia mengatakan Amerika Serikat telah menciptakan preseden dengan menjatuhkan dua bom atom di Jepang pada tahun 1945.

Para pejabat Rusia mengatakan Barat telah berulang kali salah menafsirkan pernyataan Kremlin.

Sementara itu, Amerika Serikat telah memperingatkan Rusia atas konsekuensi dari penggunaan senjata nuklir.

Rusia dan Amerika Serikat akan mengadakan pembicaraan dalam beberapa pekan terakhir tentang perjanjian New START, kesepakatan yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dikerahkan masing-masing.

Tetapi Moskow menarik diri menjelang pertemuan itu, menuduh Amerika Serikat melakukan perilaku beracun anti-Rusia dan mencoba memanipulasi perjanjian itu untuk keuntungannya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2063 seconds (0.1#10.140)