Rusia Bisa Adopsi Serangan Nuklir Preemptive AS: Satu Misil, Dibalas 100 Rudal
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia dapat mengadopsi konsep Amerika Serikat (AS) tentang serangan nuklir preemptive.
Menurutnya, jika satu misil dari negara lain menyerang Rusia, maka setidaknya 100 rudal akan melesat sebagai pembalasan dan semuanya tidak mungkin untuk dicegat.
“Kami hanya memikirkannya. Mereka tidak malu untuk membicarakannya secara terbuka selama beberapa tahun terakhir,” kata Putin pada hari Jumat, mengacu pada kebijakan serangan nuklir preemptive AS.
Selama bertahun-tahun, Kremlin telah menyatakan keprihatinan tentang upaya AS untuk mengembangkan apa yang disebut kemampuan Conventional Prompt Global Strike [Serangan Global Cepat Konvensional].
Kemampuan seperti itu membayangkan mengenai sasaran strategis musuh dengan senjata konvensional berpemandu presisi di mana pun di dunia dalam waktu satu jam.
“Berbicara tentang serangan pelucutan senjata, mungkin ada baiknya memikirkan untuk mengadopsi ide-ide yang dikembangkan oleh rekan-rekan AS kami, ide-ide mereka untuk memastikan keamanan mereka,” kata Putin dengan senyum tipis, mencatat bahwa serangan preemptive semacam itu dimaksudkan untuk melumpuhkan fasilitas komando.
Dia mengeklaim bahwa Rusia telah menugaskan senjata hipersonik yang mampu melakukan serangan seperti itu, sementara AS belum mengerahkannya. Dia juga mengeklaim bahwa Rusia sekarang memiliki rudal jelajah yang melampaui rudal yang dimiliki AS.
"Saya yakinkan Anda, setelah sistem peringatan dini menerima sinyal serangan rudal, ratusan rudal kami mengudara," kata Putin di sela-sela pertemuan puncak di Kyrgyzstan, seperti dikutip dari kantor berita RIA Novosti, Sabtu (10/12/2022). "Tidak mungkin menghentikan mereka."
“Tidak akan ada yang tersisa dari musuh, karena tidak mungkin mencegat seratus rudal. Ini, tentu saja, merupakan pencegah—pencegah yang serius,” imbuh dia.
Menurutnya, jika satu misil dari negara lain menyerang Rusia, maka setidaknya 100 rudal akan melesat sebagai pembalasan dan semuanya tidak mungkin untuk dicegat.
“Kami hanya memikirkannya. Mereka tidak malu untuk membicarakannya secara terbuka selama beberapa tahun terakhir,” kata Putin pada hari Jumat, mengacu pada kebijakan serangan nuklir preemptive AS.
Selama bertahun-tahun, Kremlin telah menyatakan keprihatinan tentang upaya AS untuk mengembangkan apa yang disebut kemampuan Conventional Prompt Global Strike [Serangan Global Cepat Konvensional].
Kemampuan seperti itu membayangkan mengenai sasaran strategis musuh dengan senjata konvensional berpemandu presisi di mana pun di dunia dalam waktu satu jam.
“Berbicara tentang serangan pelucutan senjata, mungkin ada baiknya memikirkan untuk mengadopsi ide-ide yang dikembangkan oleh rekan-rekan AS kami, ide-ide mereka untuk memastikan keamanan mereka,” kata Putin dengan senyum tipis, mencatat bahwa serangan preemptive semacam itu dimaksudkan untuk melumpuhkan fasilitas komando.
Dia mengeklaim bahwa Rusia telah menugaskan senjata hipersonik yang mampu melakukan serangan seperti itu, sementara AS belum mengerahkannya. Dia juga mengeklaim bahwa Rusia sekarang memiliki rudal jelajah yang melampaui rudal yang dimiliki AS.
"Saya yakinkan Anda, setelah sistem peringatan dini menerima sinyal serangan rudal, ratusan rudal kami mengudara," kata Putin di sela-sela pertemuan puncak di Kyrgyzstan, seperti dikutip dari kantor berita RIA Novosti, Sabtu (10/12/2022). "Tidak mungkin menghentikan mereka."
“Tidak akan ada yang tersisa dari musuh, karena tidak mungkin mencegat seratus rudal. Ini, tentu saja, merupakan pencegah—pencegah yang serius,” imbuh dia.