Legislator Perempuan Ditampar, Parlemen Senegal Jadi Arena Tawuran
loading...
A
A
A
DAKAR - Perkelahian hebat pecah di parlemen Senegal saat ketegangan antara politisi yang berkuasa dengan oposisi menemui puncaknya sejak pemilihan legislatif pada Juli lalu di mana koalisi utama kehilangan kursi mayoritas.
Tayangan televisi menunjukkan perkelahian terjadi setelah seorang legislator laki-laki dari kelompok oposisi menampar wajah seorang kolega perempuan. Itu terjadi di tengah meningkatnya perselisihan antara politisi partai yang berkuasa dan oposisi.
Selama presentasi anggaran pada hari Kamis lalu, anggota parlemen kelompok oposisi Massata Samb berbicara kepada majelis tentang komentar yang dibuat Amy Ndiaye Gniby dari koalisi Benno Bokk Yakaar (BBY) yang berkuasa selama akhir pekan.
Saat itu Gniby mengkritik seorang pemimpin spiritual yang menentang masa jabatan ketiga Presiden Macky Sall.
“Tuan Presiden, seorang wakil telah berdiri di depan tribun ini untuk menghina marabout (pemimpin spiritual) seseorang,” kata Samb seperti dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (3/12/2022).
Gniby mencemooh ucapannya dan menyatakan dia tidak peduli, setelah itu Samb berjalan mendekat dan menamparnya, yang memicu pertikaian.
Gniby kemudian melempar kursi ke arah Samb sebelum anggota parlemen lainnya menjatuhkannya ke lantai. Sesi sidang parlemen itu kemudian ditangguhkan karena para politisi bertukar pukulan, tuduhan dan hinaan.
Rekaman perkelahian tersebut telah dibagikan secara luas di media sosial, memicu perdebatan tentang kekerasan terhadap perempuan.
Ketegangan telah meningkat antara politisi yang berkuasa dan oposisi sejak pemilihan legislatif Juli lalu di mana partai yang berkuasa kehilangan kursi mayoritas yang nyaman, sebagian dirusak oleh kekhawatiran Presiden Macky Sall akan mengincar masa jabatan ketiganya pada tahun 2024.
Sall telah menolak untuk menyatakan dengan jelas apakah dia berencana mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, sebuah langkah yang menurut kelompok oposisi akan melanggar batas masa jabatan dan janji sebelumnya.
Pendukung Sall (60) berpendapat reformasi konstitusi mengatur ulang masa jabatan, memungkinkan dia mencalonkan diri lagi.
Perkelahian di parlemen Senegal bukanlah kejadian pertama kali. Perkelahian lain terjadi pada bulan September ketika parlemen bersidang untuk pertama kalinya setelah pemilu saat para legislator memperebutkan kepemimpinan dewan.
Tayangan televisi menunjukkan perkelahian terjadi setelah seorang legislator laki-laki dari kelompok oposisi menampar wajah seorang kolega perempuan. Itu terjadi di tengah meningkatnya perselisihan antara politisi partai yang berkuasa dan oposisi.
Selama presentasi anggaran pada hari Kamis lalu, anggota parlemen kelompok oposisi Massata Samb berbicara kepada majelis tentang komentar yang dibuat Amy Ndiaye Gniby dari koalisi Benno Bokk Yakaar (BBY) yang berkuasa selama akhir pekan.
Saat itu Gniby mengkritik seorang pemimpin spiritual yang menentang masa jabatan ketiga Presiden Macky Sall.
“Tuan Presiden, seorang wakil telah berdiri di depan tribun ini untuk menghina marabout (pemimpin spiritual) seseorang,” kata Samb seperti dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (3/12/2022).
Gniby mencemooh ucapannya dan menyatakan dia tidak peduli, setelah itu Samb berjalan mendekat dan menamparnya, yang memicu pertikaian.
Gniby kemudian melempar kursi ke arah Samb sebelum anggota parlemen lainnya menjatuhkannya ke lantai. Sesi sidang parlemen itu kemudian ditangguhkan karena para politisi bertukar pukulan, tuduhan dan hinaan.
Rekaman perkelahian tersebut telah dibagikan secara luas di media sosial, memicu perdebatan tentang kekerasan terhadap perempuan.
Ketegangan telah meningkat antara politisi yang berkuasa dan oposisi sejak pemilihan legislatif Juli lalu di mana partai yang berkuasa kehilangan kursi mayoritas yang nyaman, sebagian dirusak oleh kekhawatiran Presiden Macky Sall akan mengincar masa jabatan ketiganya pada tahun 2024.
Sall telah menolak untuk menyatakan dengan jelas apakah dia berencana mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, sebuah langkah yang menurut kelompok oposisi akan melanggar batas masa jabatan dan janji sebelumnya.
Pendukung Sall (60) berpendapat reformasi konstitusi mengatur ulang masa jabatan, memungkinkan dia mencalonkan diri lagi.
Perkelahian di parlemen Senegal bukanlah kejadian pertama kali. Perkelahian lain terjadi pada bulan September ketika parlemen bersidang untuk pertama kalinya setelah pemilu saat para legislator memperebutkan kepemimpinan dewan.
(ian)