Negara Israel di Ambang Perang Saudara Yahudi-Arab!

Senin, 28 November 2022 - 08:31 WIB
loading...
A A A
Pensiunan Jenderal IDF Israel Ziv menyerukan tindakan mendesak dan substansial untuk diambil terkait tata kelola dan ketidakseimbangan demografis. "Jika hal ini tidak dilakukan, maka akan menghancurkan negara menjadi keadaan fragmentasi nasional, anarki, yang bahkan dapat merosot menjadi perang saudara," katanya.

Ziv menyatakan bahwa bagian yang menentukan dari sekitar 20 persen populasi Israel (sekitar 1,7 juta orang) adalah warga negara dengan kartu tanda penduduk mereka, tetapi tidak dalam identitas dan komitmen mereka.

Ketua Dewan Daerah Usfiya Behij Mansour memperingatkan, "Jika negara terus eksis seperti [kondisi] sekarang ini, kita akan musnah."

"Mulailah berpikir secara berbeda jika tidak kami dan Anda tidak akan berada di sini. Druze berurusan dengan masalah konstruksi, dan pemerintahan. Mereka mengambil alih banyak dunam dari Druze. Saya tidak ingin mendirikan negara Druze, saya ingin memiliki cakrawala perencanaan. Saya tidak ingin konstruksi ilegal," kata Mansour.

"Tidak ada pemerintahan dalam populasi Druze. Keluarga penjahat mulai mengambil alih desa Druze. Dari 90 insiden penembakan di Usafia, tidak ada satu pun yang teruraikan. Orang-orang keluar dan takut mereka akan ditembak. Polisi Israel tidak punya kekuatan dan tidak bisa berbuat apa-apa," paparnya.

Ketua Organisasi Zionis Dunia Yaakov Hagoel juga berbicara di konferensi tersebut, menekankan perlunya setiap warga Israel mencintai tetangga tetapi juga memiliki toleransi nol untuk kekerasan.

Hagoel berharap konferensi tersebut akan menghasilkan rekomendasi yang akan meningkatkan rasa aman pribadi bagi setiap warga negara Israel.

Para peserta konferensi menerbitkan kertas posisi yang memberikan rencana sistemik untuk memulihkan pemerintahan dan memerangi kejahatan di seluruh negeri, menuntut agar pemerintah mengadopsi rencana tersebut. Proposal tersebut akan menelan biaya setidaknya NIS 110 miliar selama dekade berikutnya.

Bagian dari rencananya adalah menggandakan populasi umum di Galilea dan Negev dalam sepuluh tahun ke depan, menambah sekitar 1.750.000 orang.

Awal bulan ini, Menteri Pertahanan Benny Gantz menyatakan keprihatinannya bahwa kekerasan di Tepi Barat dapat menyebar ke kota-kota campuran di Israel, serupa dengan kerusuhan yang terjadi pada Mei 2021.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1728 seconds (0.1#10.140)