Turki Lancarkan Serangan Udara di Suriah Utara, Gempur Basis Kurdi
loading...
A
A
A
ANKARA - Turki melancarkan serangan udara ke beberapa kota di Suriah utara pada Sabtu (19/11/2022). Serangan itu dilaporkan pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS).
Serangan udara terjadi seminggu setelah sebuah bom mengguncang jalan yang ramai di jantung kota Istanbul, menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 80 lainnya. Hingga kini tak ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas teror tersebut.
Pihak berwenang Turki menyalahkan serangan itu pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, serta kelompok-kelompok Kurdi Suriah yang berafiliasi dengannya. Namun, kelompok militan Kurdi membantah terlibat.
Ankara dan Washington sama-sama menganggap PKK sebagai kelompok teror, tetapi tidak setuju pada status kelompok Kurdi Suriah, yang telah bersekutu dengan AS dalam perang melawan kelompok Daesh di Suriah.
Setelah serangan itu, kementerian pertahanan Turki memposting foto sebuah pesawat tempur dengan kalimat, “Serangan berbahaya, para bajingan sedang dimintai pertanggungjawaban.”
Seperti dilaporkan AP, serangan udara itu menargetkan Kobani, sebuah kota strategis di dekat perbatasan Turki yang sebelumnya coba diambil alih oleh Ankara dalam rencananya untuk membangun “zona aman” di sepanjang Suriah utara.
Juru bicara SDF, Farhad Shami dalam sebuah tweet menambahkan bahwa dua desa yang berpenduduk padat dengan orang-orang terlantar berada di bawah pemboman Turki. Dia mengatakan, serangan itu telah mengakibatkan "kematian dan cedera."
Media oposisi Suriah melaporkan bahwa serangan udara Turki menargetkan posisi Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pemantau perang oposisi, melaporkan bahwa serangan itu juga menghantam posisi tentara Suriah dan setidaknya 12 orang tewas, termasuk SDF dan tentara tentara Suriah.
Serangan udara terjadi seminggu setelah sebuah bom mengguncang jalan yang ramai di jantung kota Istanbul, menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 80 lainnya. Hingga kini tak ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas teror tersebut.
Pihak berwenang Turki menyalahkan serangan itu pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, serta kelompok-kelompok Kurdi Suriah yang berafiliasi dengannya. Namun, kelompok militan Kurdi membantah terlibat.
Ankara dan Washington sama-sama menganggap PKK sebagai kelompok teror, tetapi tidak setuju pada status kelompok Kurdi Suriah, yang telah bersekutu dengan AS dalam perang melawan kelompok Daesh di Suriah.
Setelah serangan itu, kementerian pertahanan Turki memposting foto sebuah pesawat tempur dengan kalimat, “Serangan berbahaya, para bajingan sedang dimintai pertanggungjawaban.”
Seperti dilaporkan AP, serangan udara itu menargetkan Kobani, sebuah kota strategis di dekat perbatasan Turki yang sebelumnya coba diambil alih oleh Ankara dalam rencananya untuk membangun “zona aman” di sepanjang Suriah utara.
Juru bicara SDF, Farhad Shami dalam sebuah tweet menambahkan bahwa dua desa yang berpenduduk padat dengan orang-orang terlantar berada di bawah pemboman Turki. Dia mengatakan, serangan itu telah mengakibatkan "kematian dan cedera."
Media oposisi Suriah melaporkan bahwa serangan udara Turki menargetkan posisi Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pemantau perang oposisi, melaporkan bahwa serangan itu juga menghantam posisi tentara Suriah dan setidaknya 12 orang tewas, termasuk SDF dan tentara tentara Suriah.
(esn)