Ukraina Kerahkan Pasukan Dekat Perbatasan Belarusia
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina telah mengumpulkan pasukan di perbatasan utara dengan Belarusia. Langkah tersebut diungkap Komandan Militer Ukraina Brigadir Jenderal Alexei Gromov.
Meski demikian, menurut dia, sampai saat ini belum ada tanda-tanda pasukan musuh yang siap untuk menyerang di negara tetangga.
Berbicara pada konferensi pers pada Kamis (27/10/2022), Gromov yang menjabat wakil komandan Staf Umum Departemen Operasi Utama Ukraina mengatakan, “Saat ini, kami tidak melihat pembentukan sebenarnya dari kelompok musuh ofensif di Belarusia.”
Dia memperingatkan, “Bagaimanapun, ada ancaman dan mereka akan tetap ada.”
Dia meyakinkan Ukraina bahwa militer negara itu terus mencermati negara tetangga dan "telah memperkuat" kehadirannya di perbatasan utara.
Pernyataan Gromov muncul setelah Kiev dan Minsk masing-masing menuduh satu sama lain dalam beberapa pekan terakhir merencanakan provokasi militer di perbatasan.
Pejabat Ukraina mengklaim, antara lain, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah meluncurkan mobilisasi rahasia di negaranya.
Berbicara kepada wartawan Jumat lalu, bagaimanapun, pemimpin Belarusia membantah tuduhan itu.
Lukashenko bersikeras Belarusia tidak akan terlibat dalam konflik militer kecuali negara lain melanggar batas wilayahnya.
“Kami tidak akan pergi kemana-mana hari ini. Tidak ada perang saat ini. Kami tidak membutuhkannya," ujar Lukashenko, dilansir media pemerintah Belarusia, Belta.
Awal bulan ini, presiden Belarusia mengumumkan pengerahan kontingen gabungan Rusia-Belarusia di negara itu.
Dia mengutip "ketegangan yang meningkat" di perbatasan negara sebagai alasan untuk langkah tersebut pada saat itu.
Senin lalu, pihak berwenang di Minsk mengungkapkan beberapa ribu personel militer Rusia bersama dengan 170 tank, hingga 200 kendaraan lapis baja, dan hingga 100 senjata artileri akan tiba di negara itu sebagai bagian dari misi.
Ajudan Menteri Pertahanan Belarusia Valery Revenko menghubungkan pembentukan pasukan sekutu dengan “penempatan pasukan NATO di dekat perbatasan (mereka) di tengah kurangnya dialog.”
Meski demikian, menurut dia, sampai saat ini belum ada tanda-tanda pasukan musuh yang siap untuk menyerang di negara tetangga.
Berbicara pada konferensi pers pada Kamis (27/10/2022), Gromov yang menjabat wakil komandan Staf Umum Departemen Operasi Utama Ukraina mengatakan, “Saat ini, kami tidak melihat pembentukan sebenarnya dari kelompok musuh ofensif di Belarusia.”
Dia memperingatkan, “Bagaimanapun, ada ancaman dan mereka akan tetap ada.”
Dia meyakinkan Ukraina bahwa militer negara itu terus mencermati negara tetangga dan "telah memperkuat" kehadirannya di perbatasan utara.
Pernyataan Gromov muncul setelah Kiev dan Minsk masing-masing menuduh satu sama lain dalam beberapa pekan terakhir merencanakan provokasi militer di perbatasan.
Pejabat Ukraina mengklaim, antara lain, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah meluncurkan mobilisasi rahasia di negaranya.
Berbicara kepada wartawan Jumat lalu, bagaimanapun, pemimpin Belarusia membantah tuduhan itu.
Lukashenko bersikeras Belarusia tidak akan terlibat dalam konflik militer kecuali negara lain melanggar batas wilayahnya.
“Kami tidak akan pergi kemana-mana hari ini. Tidak ada perang saat ini. Kami tidak membutuhkannya," ujar Lukashenko, dilansir media pemerintah Belarusia, Belta.
Awal bulan ini, presiden Belarusia mengumumkan pengerahan kontingen gabungan Rusia-Belarusia di negara itu.
Dia mengutip "ketegangan yang meningkat" di perbatasan negara sebagai alasan untuk langkah tersebut pada saat itu.
Senin lalu, pihak berwenang di Minsk mengungkapkan beberapa ribu personel militer Rusia bersama dengan 170 tank, hingga 200 kendaraan lapis baja, dan hingga 100 senjata artileri akan tiba di negara itu sebagai bagian dari misi.
Ajudan Menteri Pertahanan Belarusia Valery Revenko menghubungkan pembentukan pasukan sekutu dengan “penempatan pasukan NATO di dekat perbatasan (mereka) di tengah kurangnya dialog.”
(sya)