Ukraina Klaim Rudal Iskander Rusia Hanya Tersisa 13%

Kamis, 27 Oktober 2022 - 14:43 WIB
loading...
Ukraina Klaim Rudal...
Ukraina mengklaim rudal Iskander Rusia hanya tersisa 13%. Foto/Ilustrasi
A A A
KIEV - Rusia hampir kehabisan rudal untuk menyerang bagian dalam Ukraina. Hal itu diungkapkan kepala Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina Kyrylo Budanov.

Dalam sebuah wawancara dengan Ukrainian Pravda yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Budanov mengatakan bahwa Rusia memiliki persediaan drone "Shahed" Iran, tetapi membelinya dalam jumlah besar karena stok rudalnya hampir habis.

“Sekitar 13 persen tersisa untuk Iskander, sekitar 43 persen untuk rudal Kalibr-PL, Kalibr-NK, dan sekitar 45 persen untuk rudal Kh-101 dan Kh-555,” tutur Budanov kepada surat kabar Ukraina itu.

“Biasanya sangat berbahaya untuk turun di bawah 30 persen karena sudah masuk ke 'NZ' (stok cadangan). Karena kurangnya rudal dan efisiensi serta akurasinya yang rendah, mereka terpaksa menggunakan drone Iran. Mereka menggunakan 'Shahed' secara massal di sini,” imbuhnya seperti dilansir dari The Drive, Kamis (27/10/2022).



Budanov mengatakan Rusia memesan drone bunuh diri atau kamikaze dari Iran sepanjang waktu dan telah menggunakan sekitar 330 untuk sasaran Ukraina.

"Dari (jumlah) mereka, 222 telah ditembak jatuh," katanya.

Sebuah tweet menunjukkan drone bunuh diri Shahed-131 buatan Iran, yang oleh Rusia disebut sebagai Geran-1, yang ditembak jatuh di suatu tempat di Ukraina. Hidung kerucut drone telah terlepas, memperlihatkan apa yang tampak seperti hulu ledak berbentuk muatan.

Yang lain, sampai tingkat tertentu, mencapai tujuan mereka – tidak selalu tujuan mereka, terkadang di suatu tempat yang dekat, tetapi 30% drone mencapai tujuan mereka,” ucap Budanov.



“Pengiriman batch satu kali adalah sekitar 300 unit,” ungkapnya.

Budanov mengatakan sekarang mengerahkan gelombang kedua drone bunuh diri. Pejabat intelijen Ukraina itu percaya Rusia telah memesan setidaknya 1.700 drone Iran dari semua jenis.

"Tetapi kebanyakan dari mereka belum dibuat, apalagi dikirim," pungkas Budanov.

Klaim Budanov ini tidak dapat diverifikasi secara independen.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2473 seconds (0.1#10.140)