Kudeta Guncang Burkina Faso, Perwira Militer Gulingkan Pemimpin Junta
loading...
A
A
A
OUAGADOUGOU - Kudeta telah terjadi di Burkina Faso , Jumat. Seorang perwira militer menggulingkan Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damib, pemimpin junta yang meraih kekuasaan melalui kudeta awal tahun ini.
Di Ibu Kota Burkina Faso, Ouagadougou, tembakan terdengar sebelum fajar di sekitar istana kepresidenan yang berpuncak pada pengusiran Damib.
Militer yang melakukan kudeta menyatakan Kapten Ibrahim Traore (34) sebagai penanggung jawab.
Dengan sebagian besar wilayah Sahel memerangi pemberontakan milisi Islam yang berkembang, kekerasan tersebut juga telah memicu serangkaian kudeta di Mali, Guinea dan Chad sejak 2020.
Tetapi dengan lebih dari 40 persen wilayah negara bekas jajahan Prancis ini di luar kendali pemerintah, para pemimpin kudeta terbaru mengatakan Damiba juga telah gagal.
Mereka kemudian menangguhkan konstitusi, menyegel perbatasan, membubarkan pemerintah transisi dan majelis legislatif, serta memberlakukan jam malam dari pukul 21.00 hingga 05.00.
Nasib Damiba masih belum diketahui hingga hari ini.
Gerakan Patriotik untuk Pelestarian dan Pemulihan (MPSR) pimpinan Damiba telah mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa ada "krisis internal di militer" yang mendorong pengerahan pasukan di daerah-daerah utama ibu kota.
Juru bicara pemerintah Lionel Bilgo mengatakan krisis itu menyangkut perselisihan gaji tentara, dan Damiba ikut serta dalam negosiasi.
Di Ibu Kota Burkina Faso, Ouagadougou, tembakan terdengar sebelum fajar di sekitar istana kepresidenan yang berpuncak pada pengusiran Damib.
Militer yang melakukan kudeta menyatakan Kapten Ibrahim Traore (34) sebagai penanggung jawab.
Dengan sebagian besar wilayah Sahel memerangi pemberontakan milisi Islam yang berkembang, kekerasan tersebut juga telah memicu serangkaian kudeta di Mali, Guinea dan Chad sejak 2020.
Tetapi dengan lebih dari 40 persen wilayah negara bekas jajahan Prancis ini di luar kendali pemerintah, para pemimpin kudeta terbaru mengatakan Damiba juga telah gagal.
Mereka kemudian menangguhkan konstitusi, menyegel perbatasan, membubarkan pemerintah transisi dan majelis legislatif, serta memberlakukan jam malam dari pukul 21.00 hingga 05.00.
Nasib Damiba masih belum diketahui hingga hari ini.
Gerakan Patriotik untuk Pelestarian dan Pemulihan (MPSR) pimpinan Damiba telah mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa ada "krisis internal di militer" yang mendorong pengerahan pasukan di daerah-daerah utama ibu kota.
Juru bicara pemerintah Lionel Bilgo mengatakan krisis itu menyangkut perselisihan gaji tentara, dan Damiba ikut serta dalam negosiasi.