Kudeta Guncang Burkina Faso, Perwira Militer Gulingkan Pemimpin Junta

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 15:06 WIB
loading...
Kudeta Guncang Burkina...
Kapten Ibrahim Traore (34), perwira militer Burkina Faso yang mengudeta pemimpin junta Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damib. Foto/REUTERS/Radio Television Burkina Faso
A A A
OUAGADOUGOU - Kudeta telah terjadi di Burkina Faso , Jumat. Seorang perwira militer menggulingkan Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damib, pemimpin junta yang meraih kekuasaan melalui kudeta awal tahun ini.

Di Ibu Kota Burkina Faso, Ouagadougou, tembakan terdengar sebelum fajar di sekitar istana kepresidenan yang berpuncak pada pengusiran Damib.

Militer yang melakukan kudeta menyatakan Kapten Ibrahim Traore (34) sebagai penanggung jawab.

Dengan sebagian besar wilayah Sahel memerangi pemberontakan milisi Islam yang berkembang, kekerasan tersebut juga telah memicu serangkaian kudeta di Mali, Guinea dan Chad sejak 2020.



Tetapi dengan lebih dari 40 persen wilayah negara bekas jajahan Prancis ini di luar kendali pemerintah, para pemimpin kudeta terbaru mengatakan Damiba juga telah gagal.

Mereka kemudian menangguhkan konstitusi, menyegel perbatasan, membubarkan pemerintah transisi dan majelis legislatif, serta memberlakukan jam malam dari pukul 21.00 hingga 05.00.

Nasib Damiba masih belum diketahui hingga hari ini.

Gerakan Patriotik untuk Pelestarian dan Pemulihan (MPSR) pimpinan Damiba telah mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa ada "krisis internal di militer" yang mendorong pengerahan pasukan di daerah-daerah utama ibu kota.

Juru bicara pemerintah Lionel Bilgo mengatakan krisis itu menyangkut perselisihan gaji tentara, dan Damiba ikut serta dalam negosiasi.

"Saya mendengar ledakan besar sekitar pukul 04.30 dan sekarang jalan-jalan di sekitar rumah saya telah ditutup oleh kendaraan militer," kata seorang warga yang dekat dengan istana kepresidenan.

Pada Jumat sore, seorang jurnalis AFP melihat beberapa ratus orang berkumpul di alun-alun kota menuntut pelengseran Damiba dan diakhirinya kehadiran militer Prancis.

Dalam sebuah pernyataan, Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengutuk sekeras mungkin perebutan kekuasaan terbaru, menyebutnya tidak pantas pada saat kemajuan sedang dibuat untuk kembali ke tatanan konstitusional pada 1 Juli 2024.

Amerika Serikat mengatakan sangat prihatin dengan situasi di Ouagadougou.

Di utara dan timur negara itu, kota-kota telah diblokade oleh pemberontak yang meledakkan jembatan dan menyerang konvoi pasokan.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2112 seconds (0.1#10.140)