Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dari Konsultan Menjadi PM Arab Saudi
loading...
A
A
A
Setelah lulus dari universitas, Mohammed bin Salman menghabiskan beberapa tahun di sektor swasta sebelum menjadi asisten pribadi ayahnya.
Dia pernah bekerja sebagai konsultan untuk Komisi Ahli, bekerja untuk Kabinet Arab Saudi.
Pada tanggal 15 Desember 2009, pada usia 24 tahun, dia mulai memasuki dunia politik sebagai penasihat khusus ayahnya yang saat itu adalah gubernur Provinsi Riyadh.
Sejak itu, karier Mohammed bin Salman mulai naik dari satu posisi ke posisi lain, seperti menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Kompetitif Riyadh, Penasihat Khusus Ketua Dewan Yayasan Penelitian dan Arsip Raja Abdulaziz, dan Anggota Dewan Wali untuk Albir Society di wilayah Riyadh.
Pada Oktober 2011, Putra Mahkota Sultan bin Abdulaziz meninggal. Pangeran Salman bin Abdulaziz (sekarang Raja Salman) memulai pendakiannya ke tampuk kekuasaan dengan menjadi Wakil Perdana Menteri Kedua dan Menteri Pertahanan. Dia menjadikan putranya; Mohammed bin Salman sebagai penasihat pribadinya.
Pada 23 Januari 2015, Pangeran Salman bin Abdulaziz al-Saud naik takhta sebagai raja Arab Saudi menggantikan saudaranya; Raja Abdullah, yang meninggal.
Di bawah Raja Salman adalah Putra Mahkota Nayef bin Abdulaziz.
Pada Juni 2012, Putra Mahkota Nayef bin Abdulaziz meninggal. Posisinya digantikan oleh putranya, Pangeran Muhammad bin Nayef (MBN).
Namun, posisi Pangeran MBN sebagai putra mahkota tak bertahan lama. Dia digantikan oleh Pangeran Mohammed bin Salman dalam sebuah peristiwa yang dikenal luas sebagai "kudeta istana" tahun 2017.
Pangeran MBN tak diketahui keberadaan dan nasibnya, meski ada laporan dia ditahan. Laporan lain yang belum terkonfirmasi menyebut, dia sudah meninggal.
Dia pernah bekerja sebagai konsultan untuk Komisi Ahli, bekerja untuk Kabinet Arab Saudi.
Pada tanggal 15 Desember 2009, pada usia 24 tahun, dia mulai memasuki dunia politik sebagai penasihat khusus ayahnya yang saat itu adalah gubernur Provinsi Riyadh.
Sejak itu, karier Mohammed bin Salman mulai naik dari satu posisi ke posisi lain, seperti menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Kompetitif Riyadh, Penasihat Khusus Ketua Dewan Yayasan Penelitian dan Arsip Raja Abdulaziz, dan Anggota Dewan Wali untuk Albir Society di wilayah Riyadh.
Pada Oktober 2011, Putra Mahkota Sultan bin Abdulaziz meninggal. Pangeran Salman bin Abdulaziz (sekarang Raja Salman) memulai pendakiannya ke tampuk kekuasaan dengan menjadi Wakil Perdana Menteri Kedua dan Menteri Pertahanan. Dia menjadikan putranya; Mohammed bin Salman sebagai penasihat pribadinya.
Pada 23 Januari 2015, Pangeran Salman bin Abdulaziz al-Saud naik takhta sebagai raja Arab Saudi menggantikan saudaranya; Raja Abdullah, yang meninggal.
Di bawah Raja Salman adalah Putra Mahkota Nayef bin Abdulaziz.
Pada Juni 2012, Putra Mahkota Nayef bin Abdulaziz meninggal. Posisinya digantikan oleh putranya, Pangeran Muhammad bin Nayef (MBN).
Namun, posisi Pangeran MBN sebagai putra mahkota tak bertahan lama. Dia digantikan oleh Pangeran Mohammed bin Salman dalam sebuah peristiwa yang dikenal luas sebagai "kudeta istana" tahun 2017.
Pangeran MBN tak diketahui keberadaan dan nasibnya, meski ada laporan dia ditahan. Laporan lain yang belum terkonfirmasi menyebut, dia sudah meninggal.