Ilmuwan Pastikan Vaksin Corona Mulai Tersedia pada September

Selasa, 14 April 2020 - 07:06 WIB
loading...
A A A
Tahap awal penelitian itu menunjukkan vaksin tersebut cukup aman dan perlunya pengujian dalam jumlah besar. Tujuannya, menunjukkan bahwa vaksin tersebut memang melindungi dari serangan virus korona. “Hal baik adalah kita mendapatkan banyak kandidat vaksin,” kata Anthony Fauci, kepala bagian penyakit infeksi National Institutes of Health.

Sebagian besar vaksin yang dikembangkan memiliki target yang sama. Protein lonjakan yang mengikat permukaan virus dan membantunya menyerang sel manusia. Namun, banyak yang bekerja dengan cara yang sangat berbeda, sehingga penting untuk menguji opsi yang berbeda.

Peneliti Inovio mengemas kode genetik virus dalam DNA sintetis. Dengan menginjeksi sebagai vaksin, sel akan bekerja sebagai pabrik kecil untuk memproduksi salinan protein yang tidak berbahaya. Sistem imunitas memproduksi antibodi untuk melindungi dari serangan virus.

Vaksin DNA itu merupakan teknologi baru. Namun, Inovio mengembangkan vaksin eksperimental untuk melawan penyakit. “DNA sintesis dalam jumlah besar bisa melakukan penetrasi ke sel manusia dan sinyal membantu vaksin berpenetrasi dan bisa bekerja,” kata kepala pengembangan dan penelitian Inovio, Kate Broderick.

Kandidat vaksin NIH yang dikembangkan Moderna juga memiliki sistem kerja yang sama. Vaksin itu menggunakan kode genetik penyampai pesan RNA yang disuntikkan ke dekat tulang. Baik vaksin NIH maupun Inovio tidak dikembangkan dari virus yang sebenarnya sehingga tidak memiliki kesempatan terinfeksi dari vaksin. Selain itu, lebih cepat melakukan perlindungan dibandingkan suntikan vaksin tradisional.

Sebelumnya, Badan Sains Nasional Australia mengumumkan proses tahap pertama uji vaksin Covid-19. Langkah itu di tengah perlombaan banyak negara, institusi kesehatan, dan perusahaan farmasi menciptakan vaksin dan obat untuk menangkal pandemi korona. Uji praklinis itu dilaksanakan Organisasi Penelitian Industri dan Sains Persemakmuran (CSIRO) terhadap musang yang disuntiki dua vaksin.

Penelitian yang didanai National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) bersama dengan Kaiser Permanente Health Research Institute di Seattle menguji vaksin yang aman bagi manusia. Para partisipan menerima dua dosis vaksin dan dimonitor selama satu tahun.

Perusahaan farmasi AS Pfizer sudah menandatangani kerja sama dengan BioNTech di Jerman untuk mengembangkan vaksin virus corona. Dua perusahaan itu berkolaborasi bersama-sama untuk mendistribusikan vaksin di luar China. Mereka juga sudah menyepakati faktor finansial untuk pengembangan dan komersialisasi vaksin tersebut.

Berapa Harga Vaksin Virus Corona?

CEO Moderna Stephane Bancel mengungkapkan, harga vaksin virus corona yang akan diproduksi tidak akan mahal. Namun, dia tidak menyebutkan berapa harga vaksin tersebut. "Kita akan memikirkan harga vaksin ini bisa saja lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin virus pernapasan," katanya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Eks Bos CDC Klaim Peran...
Eks Bos CDC Klaim Peran Penting AS dalam Memulai Pandemi Covid
Keputusan China Akhiri...
Keputusan China Akhiri 'Nol Covid-19' Diduga Picu 1,9 Juta Ekses Kematian
Jejak Panjang Pandemi...
Jejak Panjang Pandemi Covid-19: dari Muncul di Wuhan hingga Dinyatakan Berakhir
WHO: Covid-19 Sudah...
WHO: Covid-19 Sudah Berakhir
Bukan Kebocoran Lab,...
Bukan Kebocoran Lab, Data Baru Kaitkan Virus Covid-19 Berasal dari Binatang Ini
Waduh! 80% Populasi...
Waduh! 80% Populasi China Telah Terinfeksi Covid-19
Turun Level, Jepang...
Turun Level, Jepang Pertimbangkan Covid-19 Sebagai Flu Musiman
Foto Satelit Isyaratkan...
Foto Satelit Isyaratkan Angka Kematian Covid-19 di China Tinggi
Covid-19 Kian Ganas,...
Covid-19 Kian Ganas, Rumah Sakit Beijing Kehabisan Tempat Tidur
Rekomendasi
ITS Terima 1.547 Mahasiswa...
ITS Terima 1.547 Mahasiswa di SNBP 2025, Kamu Termasuk?
TBS Energi Tuntaskan...
TBS Energi Tuntaskan Divestasi PLTU Batu Bara di Minahasa Utara
Respons Hukuman Mati...
Respons Hukuman Mati Koruptor, Pakar Hukum Henry: Harus Dibarengi Perbaikan Sistem
Berita Terkini
Apa Kemampuan yang Dihadapi...
Apa Kemampuan yang Dihadapi AS Saat Memasuki 'Sarang Tawon' Houthi?
1 jam yang lalu
Arab Saudi, Qatar, India...
Arab Saudi, Qatar, India dan Pakistan Negara Pengimpor Senjata Terbesar di Dunia
1 jam yang lalu
Sekjen PBB Kaget Israel...
Sekjen PBB Kaget Israel Gempur Gaza, 322 Warga Palestina Tewas dan Hilang
2 jam yang lalu
AS bisa Akui Krimea...
AS bisa Akui Krimea sebagai Wilayah Rusia
3 jam yang lalu
5 Negara yang Dikuasai...
5 Negara yang Dikuasai Militer, Nomor 4 Tetangga Indonesia
4 jam yang lalu
Apakah Zelensky bisa...
Apakah Zelensky bisa Lengser dari Kursi Presiden Ukraina? Simak Ulasan Lengkapnya
5 jam yang lalu
Infografis
Daftar Mobil yang Dilarang...
Daftar Mobil yang Dilarang Konsumsi Pertalite Mulai September 2022
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved