AS Dilaporkan Ingin Produksi Kapal Selam Nuklir Pertama untuk Australia

Minggu, 25 September 2022 - 13:13 WIB
loading...
AS Dilaporkan Ingin Produksi Kapal Selam Nuklir Pertama untuk Australia
AS dilaporkan ingin memproduksi kapal selam nuklir pertama untuk Australia. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang membahas penjualan kapal selam nuklir ke Australia untuk mempercepat pembangunan kemampuan pertahanannya dalam menghadapi pengaruh militer China yang semakin meningkat. Demikian laporan surat kabar Wall Street Journal (WSJ).

"Di bawah rencana itu, AS akan menyediakan Australia dengan beberapa kapal selam nuklir pertama pada pertengahan 2030-an," tulis surat kabar itu, mengutip para pejabat Barat seperti dikutip dari Straits Times, Minggu (25/9/2022).

Sementara Australia akan mengembangkan kemampuan produksinya sendiri.

Australia, AS, dan Inggris tahun lalu menjalin aliansi untuk memperdalam hubungan pertahanan dan meningkatkan pembagian informasi intelijen serta teknologi seiring meningkatnya persaingan dari China di kawasan Asia-Pasifik.



Di bawah pakta tersebut, Inggris dan AS setuju untuk membantu Australia membangun dan mengoperasikan armada kapal selam bertenaga nuklirnya sendiri pada tahun 2040, memperluas jangkauan militernya.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, para anggota aliansi menegaskan kembali komitmen kepada Australia untuk memperoleh kemampuan ini secepat mungkin.

Australia pekan lalu mengkonfirmasi bahwa mereka akan membangun basis industri dan tenaga kerja terampilnya untuk membantu membangun dan memelihara armada kapal selam bertenaga nuklir di masa depan.

Namun, masih banyak detail yang harus diselesaikan. Australia belum mengumumkan model kapal selam mana yang akan dipilih untuk kemitraan, atau kapan kapal baru yang mungkin siap untuk digunakan.



Pelaut Australia dijadwalkan untuk dilatih oleh Angkatan Laut Inggris di atas kapal selam bertenaga nuklirnya, tetapi tidak ada waktu yang diungkapkan.

Kemitraan keamanan ini telah menarik tentangan yang sengit dari China, dengan pihak berwenang meningkatkan kekhawatirannya kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Beijing berpendapat bahwa perjanjian untuk memberikan teknologi kapal selam nuklir Australia melanggar perjanjian non-proliferasi internasional.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan dia puas dengan keterlibatan mitra aliansi sejauh ini, mendorong juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning untuk menuduh badan tersebut menutup mata terhadap masalah internasional.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1268 seconds (0.1#10.140)