Paus Fransiskus: Secara Moral, Memasok Senjata ke Ukraina Dapat Diterima
loading...
A
A
A
VATICAN CITY - Paus Fransiskus mengatakan secara moral sah bagi negara-negara untuk memasok senjata ke Ukraina guna membantu negara itu mempertahankan diri dari agresi Rusia.
Berbicara kepada wartawan di atas pesawat yang kembali dari perjalanan tiga hari ke Kazakhstan, Paus Fransiskus juga mendesak Kiev pada akhirnya terbuka untuk berdialog, meskipun mungkin "berbau" karena akan sulit bagi pihak Ukraina.
Perang di Ukraina, yang diserbu Rusia pada 24 Februari, menjadi latar belakang kunjungan Paus ke Kazakhstan, di mana ia menghadiri kongres para pemimpin agama dari seluruh dunia.
Dalam konferensi pers di udara selama 45 menit, seorang reporter bertanya apakah secara moral benar bagi negara-negara untuk mengirim senjata ke Ukraina.
"Ini adalah keputusan politik yang dapat bermoral, dapat diterima secara moral, jika dilakukan dalam kondisi moralitas," kata Paus Fransiskus seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/9/2022).
Dia menguraikan prinsip-prinsip "Perang Adil" Gereja Katolik Roma, yang memungkinkan penggunaan proporsional senjata mematikan untuk pertahanan diri melawan negara agresor.
"Pembelaan diri itu tidak hanya sah tetapi juga ekspresi cinta tanah air. Seseorang yang tidak membela diri, yang tidak membela sesuatu, tidak menyukainya. Yang membela (sesuatu) menyukainya," jelasnya.
Menjelaskan perbedaan antara ketika itu bermoral atau tidak bermoral untuk memasok senjata ke negara lain, Fransiskus berkata:
"Ini bisa menjadi tidak bermoral jika niatnya adalah memprovokasi lebih banyak perang, atau untuk menjual senjata atau membuang senjata yang (suatu negara) tidak butuhkan lagi. Motivasi adalah apa yang sebagian besar memenuhi moralitas tindakan ini," terangnya.
Berbicara kepada wartawan di atas pesawat yang kembali dari perjalanan tiga hari ke Kazakhstan, Paus Fransiskus juga mendesak Kiev pada akhirnya terbuka untuk berdialog, meskipun mungkin "berbau" karena akan sulit bagi pihak Ukraina.
Perang di Ukraina, yang diserbu Rusia pada 24 Februari, menjadi latar belakang kunjungan Paus ke Kazakhstan, di mana ia menghadiri kongres para pemimpin agama dari seluruh dunia.
Dalam konferensi pers di udara selama 45 menit, seorang reporter bertanya apakah secara moral benar bagi negara-negara untuk mengirim senjata ke Ukraina.
"Ini adalah keputusan politik yang dapat bermoral, dapat diterima secara moral, jika dilakukan dalam kondisi moralitas," kata Paus Fransiskus seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/9/2022).
Dia menguraikan prinsip-prinsip "Perang Adil" Gereja Katolik Roma, yang memungkinkan penggunaan proporsional senjata mematikan untuk pertahanan diri melawan negara agresor.
"Pembelaan diri itu tidak hanya sah tetapi juga ekspresi cinta tanah air. Seseorang yang tidak membela diri, yang tidak membela sesuatu, tidak menyukainya. Yang membela (sesuatu) menyukainya," jelasnya.
Menjelaskan perbedaan antara ketika itu bermoral atau tidak bermoral untuk memasok senjata ke negara lain, Fransiskus berkata:
"Ini bisa menjadi tidak bermoral jika niatnya adalah memprovokasi lebih banyak perang, atau untuk menjual senjata atau membuang senjata yang (suatu negara) tidak butuhkan lagi. Motivasi adalah apa yang sebagian besar memenuhi moralitas tindakan ini," terangnya.