Paus Fransiskus: Secara Moral, Memasok Senjata ke Ukraina Dapat Diterima

Jum'at, 16 September 2022 - 14:46 WIB
loading...
Paus Fransiskus: Secara...
Paus Fransiskus menyebut memasok senjata ke Ukraina secara moral dapat diterima. Foto/Ilustrasi
A A A
VATICAN CITY - Paus Fransiskus mengatakan secara moral sah bagi negara-negara untuk memasok senjata ke Ukraina guna membantu negara itu mempertahankan diri dari agresi Rusia.

Berbicara kepada wartawan di atas pesawat yang kembali dari perjalanan tiga hari ke Kazakhstan, Paus Fransiskus juga mendesak Kiev pada akhirnya terbuka untuk berdialog, meskipun mungkin "berbau" karena akan sulit bagi pihak Ukraina.

Perang di Ukraina, yang diserbu Rusia pada 24 Februari, menjadi latar belakang kunjungan Paus ke Kazakhstan, di mana ia menghadiri kongres para pemimpin agama dari seluruh dunia.

Dalam konferensi pers di udara selama 45 menit, seorang reporter bertanya apakah secara moral benar bagi negara-negara untuk mengirim senjata ke Ukraina.

"Ini adalah keputusan politik yang dapat bermoral, dapat diterima secara moral, jika dilakukan dalam kondisi moralitas," kata Paus Fransiskus seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/9/2022).



Dia menguraikan prinsip-prinsip "Perang Adil" Gereja Katolik Roma, yang memungkinkan penggunaan proporsional senjata mematikan untuk pertahanan diri melawan negara agresor.

"Pembelaan diri itu tidak hanya sah tetapi juga ekspresi cinta tanah air. Seseorang yang tidak membela diri, yang tidak membela sesuatu, tidak menyukainya. Yang membela (sesuatu) menyukainya," jelasnya.

Menjelaskan perbedaan antara ketika itu bermoral atau tidak bermoral untuk memasok senjata ke negara lain, Fransiskus berkata:

"Ini bisa menjadi tidak bermoral jika niatnya adalah memprovokasi lebih banyak perang, atau untuk menjual senjata atau membuang senjata yang (suatu negara) tidak butuhkan lagi. Motivasi adalah apa yang sebagian besar memenuhi moralitas tindakan ini," terangnya.

Paus, yang untuk kedua kalinya dalam perjalanan internasional duduk melalui konferensi pers alih-alih berdiri karena penyakit lutut yang berkepanjangan, ditanya apakah Ukraina harus bernegosiasi dengan negara yang menginvasinya dan jika ada "garis merah" Ukraina harus menggambar, tergantung pada kegiatan Rusia, setelah itu bisa menolak untuk bernegosiasi.



"Selalu sulit untuk memahami dialog dengan negara-negara yang telah memulai perang...itu sulit tetapi tidak boleh dibuang," ujarnya.

"Saya tidak akan mengecualikan dialog dengan kekuatan apa pun yang sedang berperang, bahkan jika itu dengan agresor. Terkadang Anda harus melakukan dialog seperti ini. Baunya tetapi harus dilakukan," katanya.

Paus menggunakan kata Italia "puzza" (bau atau bau busuk), bahasa sehari-hari yang setara dengan bahasa Inggris "menahan hidung" untuk menggambarkan melakukan sesuatu yang seseorang tidak ingin melakukannya.

“Itu (dialog) selalu merupakan langkah maju, dengan tangan terulur, selalu. Karena jika tidak, kita menutup satu-satunya pintu perdamaian yang masuk akal,” ucap Paus Fransiskus.

"Kadang-kadang mereka (agresor) tidak menerima dialog. Sayang sekali. Tapi dialog harus selalu dilakukan, atau setidaknya ditawarkan. Dan ini baik bagi mereka yang menawarkannya," pungkasnya.



(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1178 seconds (0.1#10.140)