Paus Fransiskus: Secara Moral, Memasok Senjata ke Ukraina Dapat Diterima
loading...
A
A
A
Paus, yang untuk kedua kalinya dalam perjalanan internasional duduk melalui konferensi pers alih-alih berdiri karena penyakit lutut yang berkepanjangan, ditanya apakah Ukraina harus bernegosiasi dengan negara yang menginvasinya dan jika ada "garis merah" Ukraina harus menggambar, tergantung pada kegiatan Rusia, setelah itu bisa menolak untuk bernegosiasi.
"Selalu sulit untuk memahami dialog dengan negara-negara yang telah memulai perang...itu sulit tetapi tidak boleh dibuang," ujarnya.
"Saya tidak akan mengecualikan dialog dengan kekuatan apa pun yang sedang berperang, bahkan jika itu dengan agresor. Terkadang Anda harus melakukan dialog seperti ini. Baunya tetapi harus dilakukan," katanya.
Paus menggunakan kata Italia "puzza" (bau atau bau busuk), bahasa sehari-hari yang setara dengan bahasa Inggris "menahan hidung" untuk menggambarkan melakukan sesuatu yang seseorang tidak ingin melakukannya.
“Itu (dialog) selalu merupakan langkah maju, dengan tangan terulur, selalu. Karena jika tidak, kita menutup satu-satunya pintu perdamaian yang masuk akal,” ucap Paus Fransiskus.
"Kadang-kadang mereka (agresor) tidak menerima dialog. Sayang sekali. Tapi dialog harus selalu dilakukan, atau setidaknya ditawarkan. Dan ini baik bagi mereka yang menawarkannya," pungkasnya.
"Selalu sulit untuk memahami dialog dengan negara-negara yang telah memulai perang...itu sulit tetapi tidak boleh dibuang," ujarnya.
"Saya tidak akan mengecualikan dialog dengan kekuatan apa pun yang sedang berperang, bahkan jika itu dengan agresor. Terkadang Anda harus melakukan dialog seperti ini. Baunya tetapi harus dilakukan," katanya.
Paus menggunakan kata Italia "puzza" (bau atau bau busuk), bahasa sehari-hari yang setara dengan bahasa Inggris "menahan hidung" untuk menggambarkan melakukan sesuatu yang seseorang tidak ingin melakukannya.
“Itu (dialog) selalu merupakan langkah maju, dengan tangan terulur, selalu. Karena jika tidak, kita menutup satu-satunya pintu perdamaian yang masuk akal,” ucap Paus Fransiskus.
"Kadang-kadang mereka (agresor) tidak menerima dialog. Sayang sekali. Tapi dialog harus selalu dilakukan, atau setidaknya ditawarkan. Dan ini baik bagi mereka yang menawarkannya," pungkasnya.
(ian)