Soal Rusia Buru Tentara AS di Afghanistan, Trump Mengaku Tidak Diberitahu

Kamis, 02 Juli 2020 - 13:37 WIB
loading...
Soal Rusia Buru Tentara...
Presiden Donald Trump mengaku tidak diberitahu terkait hadiah untuk Taliban dari Rusia jika berhasil membunuh tentara AS. Foto/Washington Post
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, ia tidak diberitahu tentang laporan Rusia memberikan hadiah kepada Taliban jika berhasil membunuh tentara Amerika karena banyak pejabat intelijen meragukan kebenarannya. Pengakuan Trump ini bertentangan dengan empat sumber AS dan Eropa serta telah dimasukkan dalam laporan CIA yang dilihat banyak orang pada bulan Mei.

"Kami tidak pernah mendengarnya karena intelijen tidak pernah menemukan mutu laporan itu," katanya kepada Fox Business Network.

"Orang-orang intelijen ... banyak dari mereka tidak percaya sama sekali itu terjadi," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (2/7/2020). (Baca: Bunuh Tentara AS Dapat Hadiah, Pentagon: Belum Ada Bukti Kuat )

Empat sumber AS dan pemerintah Eropa, yang akrab dengan laporan intelijen, mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir Amerika telah memperoleh laporan baru yang mendukung tuduhan bahwa Rusia telah mendorong gerilyawan yang berafiliasi dengan Taliban untuk membunuh AS dan tentara sekutu di Afghanistan.

Penyelidik AS dan Eropa sangat curiga bahwa unit GRU badan intelijen militer Rusia yang dituduh menargetkan tentara AS di Afghanistan menggunakan gerilyawan yang terkait dengan Taliban adalah unit yang sama yang terlibat dalam keracunan pembelot intelijen Rusia Sergei Skripal di Inggris, menurut empat sumber yang akrab dengan pelaporan intelijen.

Sumber-sumber, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan informasi terbaru menyebabkan para pakar pemerintah AS untuk mengabaikan pertanyaan Badan Keamanan Nasional terhadap tuduhan tersebut.

Salah satu sumber dan orang kelima yang mengetahui masalah itu mengatakan, komunitas intelijen AS yakin Rusia mendorong Taliban untuk membunuh pasukan AS di Afghanistan, tetapi ada perdebatan internal mengenai apakah Moskow benar-benar memberikan hadiah.

Orang keenam yang akrab dengan masalah ini mengatakan CIA cukup percaya diri dengan intelijen untuk memasukkannya dalam publikasi andalan hariannya, CIA World Intelligence Review, yang dikenal secara informal sebagai "The Wire" pada bulan Mei lalu.

"Pencantumannya di sana melemahkan seluruh klaim pemerintah bahwa itu belum selesai, tidak diverifikasi dan itu bukan produk yang sepenuhnya lengkap," kata sumber tadi, yang meminta untuk tidak diidentifikasi lebih lanjut karena sensitivitas masalah tersebut.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Robert O'Brien mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat akan merespons dengan kuat jika dikonfirmasi bahwa Rusia membayar militan untuk membunuh tentara AS dan sekutunya di Afghanistan, tanpa memberikan perincian.

The New York Times, yang memberitakan pekan lalu, telah melaporkan bahwa Trump menerima briefing tertulis tentang masalah tersebut pada bulan Februari. (Baca: NYT: Intel AS Sebut Rusia Perintahkan Pembunuhan Tentara Amerika di Afghanistan )

O'Brien mengatakan seorang pegawai negeri sipil CIA memutuskan untuk tidak memberi penjelasan singkat kepada Trump karena dia tidak memiliki kepercayaan pada intelijen.

Ia menolak mengatakan apakah Trump menerima sesuatu secara tertulis.

"Ini adalah tuduhan penting bahwa, jika diverifikasi, saya dapat menjamin Anda bahwa presiden akan mengambil tindakan tegas," kata O'Brien kepada wartawan di luar Gedung Putih, meskipun ia menambahkan bahwa Washington mungkin tidak akan pernah tahu kebenaran masalah ini karena media bocorkan. (Baca: Gedung Putih Bantah Trump Telah Diberitahu Soal Rusia 'Buru' Tentara AS di Afghanistan )

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi, mengatakan Amerika Serikat harus segera menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Gedung Putih mengatakan Pelosi dan para pemimpin kongres lainnya akan menerima pengarahan pada hari Kamis.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)