Ketiga di Eropa, Belgia Catat Kematian Cacar Monyet Pertama

Kamis, 01 September 2022 - 20:23 WIB
loading...
Ketiga di Eropa, Belgia Catat Kematian Cacar Monyet Pertama
Ketiga di Eropa, Belgia catat kematian cacar monyet pertama. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
BRUSSELS - Belgia mencatat kematian pertama pasien cacar monyet (Monkeypox) dan menjadi yang ketiga di Eropa. Begitu laporan mingguan tentang wabah dari lembaga kesehatan masyarakat Sciensano.

Hingga akhir Agustus, negara berpenduduk 11,5 juta jiwa itu mencatat 706 kasus, 32 di antaranya memerlukan rawat inap.

"Kematian pertama Belgia adalah pasien cacar monyet dengan kondisi medis yang mendasarinya," bunyi laporan Sciensano seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (1/9/2022).



Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa dan Amerika Serikat adalah hotspot wabah global penyakit yang telah melihat 50.496 kasus dan 16 kematian .

WHO memicu tingkat alarm tertinggi pada 24 Juli, mengklasifikasikan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, di samping Covid-19.

Negara Eropa pertama yang melaporkan kematian akibat cacar monyet adalah Spanyol. Tercatat dua kematian akibat cacar monyet terjadi di negara itu dalam waktu yang berbeda pada akhir Juli lalu.

Monkeypox atau cacar monyet telah menjadi endemik di beberapa bagian Afrika selama beberapa dekade. Lompatannya ke Eropa dan Amerika Utara dihubungkan oleh para ahli ke dua pesta di Belgia dan Spanyol.



Di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sebagian besar infeksi cacar monyet terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria, meskipun pejabat kesehatan telah menekankan bahwa siapa pun dapat tertular virus itu.

Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia. Penularan dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, lesi pada kulit atau pada permukaan mukosa internal, seperti di mulut atau tenggorokan, tetesan pernapasan dan benda-benda yang terkontaminasi.

Gejalanya meliputi demam, nyeri tubuh, kedinginan, kelelahan, dan gatal-gatal. Penyakit ini relatif ringan pada banyak pria. Tetapi orang bisa menular selama berminggu-minggu, dan lesinya bisa sangat menyakitkan.



(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2133 seconds (0.1#10.140)