Kroni-kroni Fanatik Menangis saat Diberitahu Kim Jong-un Sakit Parah

Jum'at, 12 Agustus 2022 - 13:29 WIB
loading...
Kroni-kroni Fanatik Menangis saat Diberitahu Kim Jong-un Sakit Parah
Para kroni fanatik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menangis ketika diberitahu sang pemimpin sakit parah selama wabah Covid-19 melanda negara itu. Foto/via Daily Mirror
A A A
PYONGYANG - Para kroni fanatik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menangis ketika mereka diberitahu bahwa sang pemimpin sakit parah selama wabah Covid-19 melanda.

Kondisi sakitnya Kim Jong-un disampaikan adik perempuannya, Kim Yo-jong. Menurut perempuan terkuat Korut ini, sang kakak menderita demam tinggi.

Kim Yo-jong mengatakan kakaknya tidak bisa berbaring bahkan untuk sesaat karena memikirkan tanggung jawabnya terhadap rakyat Korut.

Namun, dia mengeklaim Korut sekarang sudah memenangkan perang melawan wabah Covid-19.



"Kemenangan yang diperoleh rakyat kita adalah peristiwa bersejarah yang sekali lagi menunjukkan kepada dunia kebesaran negara kita, kegigihan rakyat kita yang gigih dan adat istiadat nasional yang indah yang kita banggakan," kata Kim Yo-jong.

Sebuah rekaman video menunjukkan para kroni Kim Jong-un yang fanatik meneteskan air mata di wajah mereka setelah mendengar pidato Kim Yo-jong yang berapi-api.

Kim Yo-jong menyalahkan Korea Selatan atas penyebaran virus penyebab Covid-19 dan mengancam akan melakukan pembalasan.

Berbicara setelah adik perempuannya, Kim Jong-un melanjutkan dengan menyatakan Korea Utara telah mencapai "kemenangan yang bersinar" atas Covid-19.

Dia juga menyerukan agar tindakan penguncian dan penahanan dilonggarkan karena dia mengeklaim negara itu hanya kehilangan 74 warga Korea Utara karena virus corona.

"Dia memujinya sebagai keajaiban yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah komunitas kesehatan dunia," tulis media pemerintah, KCNA, yang dilansir Daily Mirror, Jumat (12/8/2022).

Wabah Covid-19 pertama kali diumumkan di Korut pada 12 Mei tahun ini.

Menurut Kim Yo-jong, wabah Covid-19 di negaranya disebarkan melalui selebaran yang terkontaminasi yang dikirim melalui perbatasan oleh Korea Selatan.

Dia mengeklaim Korea Selatan berada di balik selebaran itu dan Korea Utara akan mengeluarkan respons bersenjata jika mereka tidak berhenti.

Korea Selatan menolak mentah-mentah klaim tersebut.

Para aktivis di Korea Selatan diketahui mengirim balon melintasi perbatasan dengan selebaran yang berisi kritik terhadap Kim Jong-un, tetapi diragukan jika hal itu menyebabkan wabah Covid-19.

Ada pertemuan besar pada bulan April tahun ini dan negara itu juga membuka perbatasannya untuk lalu lintas barang dari China pada bulan Januari.

Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 yang diakui Korut mencapai 74 orang, yang digambarkan oleh Kim Jong-un sebagai "keajaiban yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah komunitas kesehatan dunia."

Namun, angka korban itu juga diragukan karena ada laporan sekitar 4,8 juta kasus demam di negara itu meski tidak digambarkan sebagai kasus Covid-19.

Negara ini diketahui memiliki kekurangan alat tes yang tersedia dan diklaim belum mencatat satu pun kasus virus dalam dua tahun pertama pandemi.

Kepala kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Michael Ryan mengatakan pada bulan Juni: "Kami menganggap situasinya semakin buruk, bukan lebih baik."

"Kami memiliki masalah nyata dalam mendapatkan akses ke data mentah dan situasi aktual di lapangan," ujarnya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.140)