China Dituduh Gunakan Huawei untuk Ganggu Persenjataan Nuklir AS

Senin, 25 Juli 2022 - 10:20 WIB
loading...
China Dituduh Gunakan...
China dituduh menggunakan teknologi Huawei untuk mengganggu persenjataan nuklir Amerika Serikat. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - China telah dituduh menggunakan teknologi Huawei untuk mengganggu persenjataan nuklir Amerika Serikat (AS). Tuduhan ini muncul dalam laporan CNN yang mengutip Biro Investigasi Federal (FBI).

Menurut FBI, peralatan telekomunikasi Huawei dapat memata-matai dan mengganggu komunikasi di pangkalan militer AS, termasuk yang menampung rudal-rudal berhulu ledak nuklir.

Pemerintah Amerika berupaya melenyapkan seluruh peralatan komunikasi Huawei dan ZTE di seluruh Amerika Serikat, namun upaya itu tidak berjalan mulus.

Upaya itu sebenarnya telah dimulai di era pemerintahan Donald Trump, di mana Kongres menyetujui pendanaan USD1,9 miliar pada 2019 untuk menghapus peralatan telekomunikasi tersebut.



Namun, Komisi Komunikasi Federal (FCC) mengatakan kepada anggota parlemen pekan lalu bahwa melucuti jaringan Amerika dari peralatan China ini akan menelan biaya antara USD4,7 hingga USD 4,98 miliar.

Sebagian besar peralatan ini tetap ada, dan meskipun pemerintahan Presiden Joe Biden sebagian besar melanjutkan upaya pendahulunya, Donald Trump, untuk membersihkan AS dari teknologi komunikasi China.

Menurut laporan CNN, Minggu (24/7/2022), penyelidikan Departemen Perdagangan terhadap aktivitas Huawei berjalan lambat.

Laporan lain dari Reuters mengatakan teknologi komunikasi China itu kemungkinan telah menimbulkan risiko keamanan akut pada AS.

Komisaris FCC Brendan Carr mengatakan kepada Reuters bahwa menara ponsel di sekitar Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom Montana–yang mengontrol beberapa situs rudal di AS–menggunakan teknologi Huawei, seperti halnya dua situs lainnya di Nebraska dan Wyoming.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1292 seconds (0.1#10.140)