Isi Surat Tersangka Pembunuh Shinzo Abe Diungkap Media
loading...
A
A
A
TOKYO - Pria yang diyakini membunuh mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe awal bulan ini telah memberikan petunjuk tentang rencananya dalam surat yang ditulis sebelumnya.
Laporan itu diklaim media Jepang. Pada Minggu (17/7/2022), beberapa outlet berita menyatakan Tetsuya Yamagami pada suatu saat mengirim pesan tertulis untuk mengkritik Unification Church, organisasi yang disalahkan pria berusia 41 tahun itu atas kejatuhan keluarganya.
Dalam surat itu, Yamagami, antara lain, melontarkan kritik keras kepada Abe, yang dia yakini memiliki hubungan dengan kelompok agama tersebut.
Menurut media yang mengutip penerima surat, yang identitasnya belum diungkapkan, calon pembunuh itu telah menunjukkan dia ingin membunuh mantan perdana menteri itu.
Yamagami dikutip mengatakan dia "merasa pahit" terhadap Abe, yang di matanya telah menjadi "salah satu simpatisan paling berpengaruh dari Unification Church di dunia nyata."
Polisi sekarang dilaporkan mengetahui pesan tersebut.
Mantan perdana menteri ditembak pada 8 Juli saat menyampaikan pidato kampanye pemilu di jalanan kota Nara.
Politisi itu dilarikan ke rumah sakit. Namun, meskipun dokter berusaha menyadarkannya, dia "tidak menunjukkan tanda-tanda vital" dan segera dinyatakan meninggal.
Laporan itu diklaim media Jepang. Pada Minggu (17/7/2022), beberapa outlet berita menyatakan Tetsuya Yamagami pada suatu saat mengirim pesan tertulis untuk mengkritik Unification Church, organisasi yang disalahkan pria berusia 41 tahun itu atas kejatuhan keluarganya.
Dalam surat itu, Yamagami, antara lain, melontarkan kritik keras kepada Abe, yang dia yakini memiliki hubungan dengan kelompok agama tersebut.
Menurut media yang mengutip penerima surat, yang identitasnya belum diungkapkan, calon pembunuh itu telah menunjukkan dia ingin membunuh mantan perdana menteri itu.
Yamagami dikutip mengatakan dia "merasa pahit" terhadap Abe, yang di matanya telah menjadi "salah satu simpatisan paling berpengaruh dari Unification Church di dunia nyata."
Polisi sekarang dilaporkan mengetahui pesan tersebut.
Mantan perdana menteri ditembak pada 8 Juli saat menyampaikan pidato kampanye pemilu di jalanan kota Nara.
Politisi itu dilarikan ke rumah sakit. Namun, meskipun dokter berusaha menyadarkannya, dia "tidak menunjukkan tanda-tanda vital" dan segera dinyatakan meninggal.