Serbia Emoh Jadi 'Prajurit NATO', Desak Barat Minta Maaf

Minggu, 03 Juli 2022 - 15:36 WIB
loading...
Serbia Emoh Jadi Prajurit NATO, Desak Barat Minta Maaf
Negara-negara Barat harus meminta maaf kepada Serbia daripada memaksanya untuk menjadi tentara NATO dalam konflik dengan Rusia. Foto/Ilustrasi
A A A
BEOGRAD - Negara-negara Barat harus meminta maaf kepada Serbia daripada memaksanya untuk menjadi “tentara NATO ” dalam konflik dengan Rusia . Hal itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin.

"Beograd tidak akan membiarkan dirinya terseret ke dalam perang orang lain," katanya pada acara pagi di stasiun Pink Serbia seperti dilansir dari Russia Today, Minggu (3/7/2022).

Vulin mengatkan sikap Beograd sehubungan dengan konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev sangat jelas. Ia menambahkan bahwa Serbia menghormati integritas wilayah Ukraina tetapi tidak akan bergabung dengan rezim sanksi terhadap Rusia karena hubungan dekat dan bersahabatnya yang telah berlangsung lama dengan Moskow.

Menteri Dalam Negeri Serbia itu adalah tanggapan atas kata-kata Wakil Perdana Menteri Zorana Mihajlovic, yang sebelumnya mengatakan bahwa hipotesis kabinet Serbia masa depan harus lebih "spesifik" dalam sikapnya terhadap konflik.

“Apakah kita ingin menjadi bagian dari konflik Barat dengan Rusia? Apakah kita ingin melupakan semua dekade di mana Rusia mendukung kita? Apakah kita ingin melupakan persaudaraan Slavia selama berabad-abad ini?” Vulin bertanya secara retoris saat dia membela posisi pemerintahnya dalam masalah ini.



"Serbia menghormati integritas teritorial semua negara," tegas Vulin, menambahkan bahwa Beograd juga menghormati hukum internasional, tidak seperti Uni Eropa.

Vulin kemudian mengecam Brussel atas apa yang disebutnya sebagai kegagalan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Serbia.

"AS dan sekutunya telah melanggar hak kedaulatan Serbia dengan mengakui kemerdekaan Kosovo," cetus Vulin.

Setiap kali pejabat Amerika atau Barat lainnya meminta Beograd untuk menjatuhkan sanksi pada Rusia, Vulin mengatakan dia bertanya kepada mereka kapan mereka akan melakukan hal yang sama atas pelanggaran integritas teritorial Serbia.

"Jika Anda ingin tetap berpegang pada integritas teritorial dan kedaulatan sebagai prinsip terpenting politik internasional mulailah dengan Serbia," serunya.



"Jika Washington, Brussel dan sekutu mereka menghormati hukum internasional, mereka akan menarik pengakuan mereka atas Kosovo," ucap Vulin.

"Jalan untuk menghormati integritas teritorial negara lain akan dimulai dengan mereka mengatakan maaf dan mengakui bahwa mereka salah mengebom Serbia, serta meminta maaf atas anak-anak yang telah mereka bunuh," tambah Menteri Dalam Negeri Serbia itu.

Sebaliknya, kata Vulin, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) ingin Serbia menjadi "prajurit NATO," menjadi seseorang yang ingin terlibat dalam konflik dengan Rusia.

“Kami sangat jelas: Kami tidak akan terlibat dalam konflik dengan Rusia, kami tidak akan terlibat dalam perang orang lain, kami tidak akan menjadi prajurit orang lain,” ia menegaskan.

Vulin sebelumnya juga mengatakan bahwa negara-negara barat sangat ingin membuat Serbia bergabung dengan rezim sanksi anti-Rusia karena mereka membutuhkan Beograd di pihak mereka untuk membebaskan mereka dari dosa melanggar hukum internasional di Serbia sendiri.



Serbia adalah salah satu dari sedikit negara Eropa yang tidak memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina. Beograd telah berulang kali menghadapi seruan dari UE untuk "mengikuti jejaknya" dan bergabung dengan rezim sanksi, yang ditentangnya.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan pada akhir Juni bahwa Uni Eropa sepenuhnya berperang dengan Rusia. Ia menambahkan bahwa Brussels sangat "marah" dengan Beograd karena tidak mengikutinya.

Presiden Serbia pada saat itu mengatakan bahwa Beograd akan terus mengikuti jalur Uni Eropa tanpa mengorbankan hubungannya dengan Moskow, menambahkan bahwa harus ada pendekatan yang rasional dan pragmatis.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1075 seconds (0.1#10.140)